Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayjen (Purn) Kivlan Zen tuding PDIP, NasDem dan Golkar bekerjasama dengan komunis, dengan melakukan kerjasama kaderisasi dengan Partai Komunis Cina.
Hal tersebut disampaikan oleh Kivlan dalam sebuah diskusi yang bertema ‘Membedah Agenda Politik Komunisme dan Khilafah di Pilpres 2019’ di Jakarta, Sabtu (13/10/2018). Kivlan terang-terangan mengatakan bahwa saat ini PDIP sudah menandatangani kerja sama pengkaderan dengan Partai Komunis Cina, dan kini diikuti oleh Partai NasDem dan Golkar.
“PDIP tanda tangan bersama untuk pengaderan, sekarang NasDem juga ikut dengan Partai Komunis China untuk melakukan pengaderan. Golkar juga ikut sama-sama pengaderan di China,” ujar Kivlan.
Tak hanya itu, Kivlan juga menuduh Calon Petahana Joko Widodo mendapat suntikan dukungan dari golongan Partai Komunis Indonesia (PKI). Kivlan juga mengatakan bahwa golongan yang ia sebut sebagai PKI itu telah menyambangi Jokowi saat masa kampanye lima tahun lalu.
“Waktu itu , golongan ini menyiapkan lima belas juta suara untuk Jokowi. Dukungan itu diberikan dengan syarat Jokowi mewakili negara untuk meminta maaf kepada PKI,” imbuhnya.
Kivlan mengungkapkan bahwa draft permohonan maaf kepada PKI sudah disusun dalam konsep pidato RAPBN 2015 setelah Jokowi dilantik pada 20 Oktober 2014. Namun menurut Kivlan, Jokowi tak mau membacakan draft permohonan maaf kepada PKI tersebut.
“Draf permohonan maaf itu ada dibagian terahir pidato, untung Jokowi tidak mau, kalau mau, habis,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kivlan juga mengatakan bahwa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tak berniat mengganti Pancasila dengan khilafah sebagai ideologi Indonesia. Gerakan HTI, menurut Kivlan hanyalah upaya untuk menerapkan petunjuk Allah SWT ke dalam kehidupan.
“Kalau dengan cara pikir HTI, ya cara berpikir untuk menerapkan petunjuk Allah di dalam kehidupan sehari-hari. Tidak perlu takut. Jadi jangan takut sama HTI, lebih bahaya komunis,” paparnya.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.