Selasa, 26 September 23

Kesepakatan Damai Ditempuh, Ojek Online dan Angkot Masih Was-was Operasi

Meski kesepakatan damai ditempuh ojek online dan angkot, melalui pertemuan perwakilan mereka di Balai Kota Bogor, tetapi ke dua belah pihak tampak masih was-was untuk beroperasi. Pertemuan itu dilakukan usai terlibat bentrok di Terminal Laladon, Rabu (22/3/2017) petang. Dan siang ini angkutan berbasis online roda dua masih belum terlihat di lingkungan Kota Bogor.

Sementara, sejumlah angkot lintas trayek terlihat sudah beroperasi. Namun, beberapa angkot trayek tertentu masih memilih mogok. Terpantau oleh media online ini, dilingkungan Terminal Laladon, sejumlah truk milik Yonif 315 Garuda masih disiagakan untuk menarik penumpang yang dilintasi rute trayek 32 rute Cibinong-Ciomas (Pagelaran) yang sebagian besar pengemudinya masih mogok.

Harun (37), seorang pengemudi angkot 02 (Sukasari-Terminal Bubulak) yang sudah kembali beraktifitas mengangkut penumpang mengaku masih was-was akan terjadi kembali bentrok susulan.

“Gimana enggak khawatir kang, kemarin 2 mobil angkot 02 kacanya dihancurkan massa. Saya tahu dari teman hari ini sudah boleh mengangkut penumpang. Semoga tidak lagi ada keributan lah. Karena, kita sama-sama cari nafkah,” ujarnya saat diwawancarai indeksberita.com di Terminal Bubulak, Kota Bogor, Kamis (23/3/2017).

Pada bagian lain, pengemudi ojek online, Pepeng Awaludin juga mengaku masih shock dengan kejadian kemarin. Pengakuannya, sejumlah rekan-rekannya banyak yang memilih istirahat di rumah.

“Tapi, diantaranya ada juga yang sudah mulai narik (membawa penumpang). Hanya, sebagian besar menghindari area titik-titik konflik seperti di Pancasan, lampu merah Pasirkuda, Terminal Laladon, Terminal Bubulak. Meski semalam sudah kesepakatan damai, tapi kita (pengemudi ojek online) masih belum yakin,” tuturnya.

Masih menurutnya, konflik antara sopir angkot dengan pengemudi ojek online itu bermula dari Kabupaten Bogor. Tapi, sambungnya, belakangan berimbas ke Kota Bogor.

“Manajemen ojek online menyampaikan agar kami hati-hati dan tidak menggunakan atribut, seperti jaket dan helm. Kami sendiri tidak ingin berlarut terjadi bentrokan karena itu bukan kehendak kita. Para pengmudi ojek online umumnya menginginkan kedamaian karena sama-sama cari makan untuk keluarga. Pendapatan kami ojek online dengan sopir angkot pun tidak ada perbedaan sesungguhnya,” ujarnya panjang lebar.

Sebagai informasi, sehari sebelumnya sudah ditemui perdamaian antara dua jasa angkutan ini dalam pertemuan yang difasilitasi Pemkot Bogor, Polri dan TNI tersebut di Balaikota Bogor. Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto mengatakan, dari hasil pertemuan itu didapat kesepakatan damai dan bersama-sama menjaga kondusifitas Kota Bogor.

“Intinya, menjaga kondusifitas Kota Bogor, saling menghormati dalam menjalankan usaha, menyerahkan permasalahan yang terjadi kepada aparat penegak hukum, pengaturan teknis tentang operasionalisasi online akan dibicarakan secara bertahap,” kata Bima Arya, Kamis (23/3/2017) dinihari.

Dalam pertemuan tersebut, disepakati juga bahwa baik angkot maupun ojek online tetap beroperasi pada hari ini. “Kesepakatannya semua operasi normal. Online sementara tetap tidak gunakan atribut,” pungkas Bima Arya

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait