
Menteri ESDM Ignasius Jonan didampingi Gubernur Kaltara Irianto Lambrie, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Infrastruktur Migas, Direktur BBM BPH Migas, dan Anggota Komisi VII DPR RI Ari Yusnita, pada hari Jumat 15 Februari 2019 meresmikan SPBU Kompak BBM Satu Harga di Kaltara. Peresmian tersebut bertempat di Kampung Enam, Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Sementara SPBU Kompak bernomor 66.775.004 yang turut diresmikan berada di Desa Long Apung, Kecamatan Kayan Selatan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Diketahui, SPBU di Desa Long Apung merupakan SPBU ke-7 BBM Satu Harga yang ditargetkan kepada Pertamina untuk Kalimantan Utara.
Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie melalui pesan tertulisnya menuturkan bahwa untuk jaringan gas bumi di Tarakan, sudah dilakukan selama 3 tahun anggaran sejak 2016 hingga 2018. Sementara untuk BBM Satu Harga yang diresmikan hari ini, ungkap Irianto adalah yang ke-115 di Indonesia.
“Untuk Kaltara sendiri, ini yang ke-7. Tahun ini, masih ada satu lagi di Kabupaten Bulungan. Jadi, ada 8 BBM Satu Harga di Kaltara,” ujar Irianto.
Lebih lanjut Irianto mengungkapkan, titik BBM Satu harga lainnya yang sudah terealisasi di Kalimantan Utara yaitu empat di Kabupaten Nunukan, satu di Kabupaten Bulungan, dan satu di Kabupaten Malinau dengan total 27 titik yang sudah terealisasi di wilayah Kalimantan.
“Terima kasih kepada Pertamina. Hingga akhirnya, masyarakat perbatasan mampu menikmati harga BBM sama dengan masyarakat perkotaan di Indonesia. Jadi, setiap hari ada sekitar 4 ribu liter dalam 2 kali pengangkutan dalam pelaksanaan program ini,” tuturnya
Sementara itu, Communication and CSR Region Manager Kalimantan, Yudi Nugraha menyatakan, peresmian BBM Satu Harga di Malinau, Kalimantan Utara merupakan salah satu bentuk komitmen Pertamina untuk mewujudkan keadilan energi dengan terus mendistribusikan BBM ke wilayah-wilayah yang selama ini sulit dijangkau.
“Kami berharap dengan adanya lembaga penyalur ini dapat mendorong perekonomian masyarakat Long Apung menjadi lebih baik,” kata Yudi.
Sebelum adanya SPBU di Desa Long Apung, masyarakat membeli premium dan solar dengan harga Rp 35.000 per liter bahkan jika musim penghujan, warga harus merogoh kocek dua hingga tiga kali lipat sebesar Rp70.000-Rp 100.000 per liter. Warga pun mendapatkan BBM tersebut dari Melak, Kalimantan Timur.
Setelah dibukanya SPBU Kompak (Satu Harga) tersebut, kini masyarakat setempat dan sekitar Long Ampung sudah dapat menikmati harga yang sama yaitu Premium Rp6.450/liter dan solar Rp5.150/liter.
“Sebagai pelaksana tugas dari Pemerintah dalam mendukung upaya pemerataan biaya di seluruh Indonesia termasuk Satu Harga untuk BBM, Pertamina akan terus berupaya optimal merealisasikannya. SPBU Kompak ini menyediakan produk dengan alokasi premium 50 ribu liter dan solar 36 ribu liter,” pungkas Yudi.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.