Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyatakan keyakinannya bahwa tersangka pimpinan kelompok teror Mujahidin Indonesia Timur, Santoso, tewas dalam penyergapan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
“Dari hasil pengenalan dari tanda-tanda fisik seperti dari tahi lalat dan lain-lain, sekali lagi, dari anggota yang mengenali yang bersangkutan karena pernah dulu ditangkap, kemudian dari beberapa saksi yang lain, sudah mendekati 95 persen dialah Santoso,” kata Kapolri Istana Negara, Jakarta pada Selasa (19/7).
Kendati demikian, Polri akan tetap melakukan uji DNA guna mendapatkan identifikasi yang sah.
Selain itu, Kapolri mengklarifikasi bahwa rekan Santoso yang juga tewas dalam penyergapan bukanlah Basri, melainkan Muchtar yang juga diduga melakukan tindakan teror.
Tito mengatakan Basri berhasil kabur bersama dua perempuan saat penyergapan dilakukan.
“Dia juga melakukan, dalam kelompok itu, penyerangan-penyerangan kepada anggota,” tambah Tito terkait peran Muchtar.
Polri dan TNI akan tetap melakukan pengejaran terhadap Basri dan dua perempuan yang kabur untuk menghindari serangan teror lain.
Selain itu, Tito mengatakan keberadaan kelompok teror yang dipimpin oleh Ali Kalora juga sudah diketahui aparat keamanan.
“Yang lain juga, yang kelompok Ali, akan kita kejar. Tetap kita akan lakukan pengejaran,” jelas Tito yang pernah menjabat sebagai Kapolda Papua itu.
Satgas Tinombala dari unsur Yonif 515 Kostrad melakukan baku tembak dengan lima kelompok bersenjata di Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah pada Senin sore (18/7).
Dua anggota kelompok bersenjata yang diduga Santoso dan Muchtar tewas, sedangkan tiga lainnya yang diduga Basri dan dua perempuan kabur dari sergapan.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.