BOGOR – Didepan sekitar 5000 peserta gerak jalan dan kirab budaya, Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto meneriakan pekik merdeka tiga kali diatas panggung. Bima Arya yang saat itu hadir dalam gelar acara Taruna Merah Putih (TMP) dengan menggunakan kaos merah, bercelana hitam, menggunakan ikat kepala Totopong Sunda dan sepatu kets mengatakan, partai boleh beda, tapi tetap satu.
“Partai boleh beda. Tapi tujuan kita sama, bendera kita sama. Jangan sampai politik memisahkan kita, jangan sampai kepentingan memisahkan kita. Bersatu untuk Kota Bogor,” kata Bima Arya didepan peserta gerak jalan di GOR Pajajaran, Minggu (13/11/2016).
Dalam pernyataannya, Bima juga memuji TMP yang dibina Dadang Iskandar Danubrata dan diketuai Maruarar Sirait sebagai organisasi sayap PDI Perjuangan yang tak pernah absen mengisi kegiatan sosial dan kepemudaan.
“Terimakasih kepada TPM yang sudah membuat acara gebyar tanpa sponsor dan berkat kesadaran gotong royongnya. Mari bersama-sama kita bangun Kota Bogor,” tukasnya.
Sebelumnya, Maruarar Sirait saat memberi sambutan di panggung juga memuji Walikota Bogor, Bima Arya. Dia juga menceritakan kenangan masa lalu, antara Dadang dan Bima Arya yang sudah lama berteman sejak duduk di bangku kuliah di Bandung.
“Dadang dan Bima Arya sudah lama saling kenal. Dan, Bima sejak dulu selalu menjadi bos-nya Dadang. Jika direstui warga Kota Bogor, Bima akan maju bersama Dadang di pilkada,” tukasnya.
Pesan ketua umum sayap partai PDI Perjuangan Kota Bogor, TMP akan mengusung pasangan bakal calon kepala daerah dan wakilnya, Bima dan Dadang ditanggapi Ketua PAC Bogor Tengah dan Bogor Barat, PDI Perjuangan Kota Bogor.
“Kami, PAC Bogor Barat sudah sepakat, akan mengusung kader partai PDI Perjuangan sebagai balon walikota. Bukan wakil,” singkat Ketua PAC Bogor Barat PDI Perjuangan, Umar Sanusi.
Sementara, Ketua PAC Bogor Tengah PDI Perjuangan, Irvan Boeloe berkomentar tegas menolak Bima Arya Sugiarto diusung partainya.
“Kami PAC Bogor Tengah PDI Perjuangan Kota Bogor memilih sikap untuk mengusung kader PDI Perjuangan Kota Bogor sebagai calon walikota. Dan, kami menolak Bima Arya,” tandasnya.
Sementara, senior PDI Perjuangan Kota Bogor, Rudi Harsa Tanaya kepada media online ini berkomentar senada.
“PDI Perjuangan sebagai partai pemilu akan lebih baik mengusung kadernya sendiri sebagai balon walikota. Bukan wakil. Dan, sejauh ini saya belum lihat prestasi Bima Arya sebagai walikota,” tuntas mantan Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar. (eko)