Jumlah korban meninggal akibat bencana Sulteng (Sulawesi Tengah) terus bertambah. Hingga Selasa (9/10/2018) pukul 08.54 WITA, jumlah korbanĀ gempa 7,4 skala richter dan gelombang tsunami tersebut mencapai 2.002 jiwa.
Perkembangan informasi penanganan tanggap darurat bencana gempa dan tsunami Sulteng pada Posko Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) di Palu menyebutkan, dari korban meninggal dunia itu sebagian dikuburkan secara massal dan sebagian oleh keluarganya masing-masing.
Korban meninggal dunia yang telah dikuburkan secara massal di Poboya sebanyak 864 jenazah, di pemakaman massal Pantoloan 35 jenazah, dan di pemakaman massal di Donggala 35 jenazah.
Korban meninggal dunia yang telah dimakamkan oleh keluarganya masing-masing sebanyak 1.068 jenazah. Sementara korban luka-luka mencapai 4.084 orang, korban hilang 671 orang.
Benacana yang melanda Donggala, Sigi, Palu dan sekitarnya pada Jumat (28/9/2018) juga telah mengakibatkan sebanyak 67.310 unit rumah warga mengalami kerusakan yabg tersebar di Kota Palu sebanyak 65.733 unit, di Kabupaten Sigi 897 unit, dan di Kabupaten Donggala 680 unit.
Seperti dilansir dari Antara, Tim satgas evakuasi dari Kogasgabpad pada Selasa ini masih melanjutkan kegiatan pencarian dan evakuasi korban. Proses pencarian dan evakuasi korban dijadwalkan berlangsung hingga Kamis (11/10).
Selain mencari korban, tim juga terus membuka akses jalan pada lokasi-lokasi yang terisolir. Kogasgabpad juga terus memulihkan perekonomian masyarakat.
Sebelumnya, Senin (8/10/2018) Panglima Kogasgabpad Mayjen TNI Tri Suwandono mengimbau warga yang meninggalkan Palu dan daerah-daerah sekitarnya untuk kembali. Tri Suwandono meminta masyarakat untuk kembali membangun kembali Palu, Donggala, dan Sigi, agar Sulawesi Tengah bisa bangkit.
“Ekonomi sudah berjalan, bank-bank buka, rumah sakit operasional, listrik sudah mengalir baik, sekolah, air bersih juga begitu, dan lain sebagainya,” kata Tri.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.