Jokowi Sebut Politik Sontoloyo Adalah Yang Gemar Memainkan Isu PKI

0
61
Jokowi saat bersama Tim Pemenangan Jawa Barat (10/11) di Hotel Asrilia Bandung. Dalam kesempatan tersebut Presiden bicara tentang Politik Sontoloyo (Istimewa)

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengaku geram dengan isu Partai Komunis Indonesia (PKI) kembali dialamatkan kepadanya dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2019. Bahkan isu PKI yang dimainkan menurut Jokowi sudah diluar Logika, dan hal ini lah yang ia sebut sebagai politik Sontoloyo

Padahal menurut Jokowi selama ini sudah agak reda, tapi sekitar dua mingguan kebelakang, isu yang mengatakan dirinya sebagai simpatisan PKI kembali merebak.

Hal tersebut dikatakan Jojowi saat menghadiri konsolidasi pemenangan daerah Jawa Barat di Hotel Asrilia Bandung, Sabtu (10/11/2018).
PKI menurut Jokowi adalah hal yang ekstrim ditengah masyarakat, sehingga isu tersebut memang akan menjadi hal yang empuk untuk dimainkan dalam menjatuhkan seseorang sebagaimana yang ia alami saat Pilpres 2014.

“Saya kira sudah agak reda, ini mulai lagi ramai isu PKI. Mungkin sekitar dua mingguan,” ujarnya.

Jokowi mengungkapkan, ada batas kesabaran dengan fitnah yang dilontarkan kepada dirinya mengenai isu PKI tersebut. Sehingga dalam kesempatan tersebut Jokowi menegaskan akan melawan pihak-pihak yang selama ini menganggap sikap diamnya terhadap isu PKI adalah sebagai bentuk ketakutan.

“Selama ini saya kurang sabar apa coba?.
Diam sabar, sabar, sabar, enggak pernah jawab diam. Tapi lama lama ya (dilawan). Itu yang saya bilang politik sontoloyo ya seperti itu, mentang-mentang diam dipikir takut? Enggak ada saya rasa takut itu, nggak ada,” tandasnya.

Selain karena geram atas fitnah-fitnah yang terus dilontarkan kepadanya, Jokowi mengungkapkan bahwa isu PKI yang dimainkan pihak-pihak tertentu sudah diluar akal dan logika. Sehingga apabila tidak dilawan, menurut Jokowi yang akan menjadi korban bukan hanya dirinya tapi masyarakat akan mudah terjebak pada kebencian sehingga mudah menghalalkan segala cara.

Sebagai contoh Jokowi menyebutkan, saat ini beredar foto Dipa Nusantara Aidit (salah seorang tokoh PKI) yang dalam foto tersebut dikait-kaitkan dengan dirinya. Dan yang lebih miris lagi, tidak sedikit masyarakat yang langsung percaya dengan pembodohan tersebut. Oleh karenanya, Jokowi menegaskan tak akan lagi mendiamkan cara-cara yang tega mengorbankan keluguan masyarakat untuk tujuan politik.

“PKI itu dibubarkan tahun 66, saya lahir tahun 61. Umur saya saat itu empat tahun. Enggak ada yang namanya PKI balita, dijelaskan itu aja gampang sudah. Ini DN Aidit pidato tahun 1955, saya ada di dekatnya, aduh, Astaghfirullah. Ya inilah yang dinamakan Politik Sontoloyo,” katanya.

Dan yang lebih memprihatinkan lagi menurut Jokowi, keluarga besar di Kampung Halamanya pun tak luput dari sasaran fitnah terkait isu PKI ini. Sehingga Jokowi benar-benar sangat menyesalkan pihak yang menginginginkan konstituenya lari di Pilpres mendatang dengan cara yang tak elok termasuk melibatkan keluarga sebagai sasaran fitnah.

Namun demikian, Jokowi meminta para pendukungnya untuk tetap menggunakan cara-cara baik dalam melakukan couenter isu dari kampanye hitam yang dialamatkan kepadanya. Karena menurutnya, Petahana dimanapun berada selalu dicari-cari kesalahan dan kegagalanya. Sehingga data dan fakta adalah jawaban mesti harus disampaikan kepada pihak yang belum mengetahuinya termasuk yang selama ini gencar menyebutnya sebagai antek asing.

“Isu antek asing ini sudah mulai terus disampaikan, kalau ada isu ini jawabannya to the poin saja. Blok Mahakam sudah puluhan tahun dipegang oleh Prancis dan Jepang, sejak 2016 telah diserahkan 100 persen kepada Pertamina, ini banyak tidak diketahui,” tegas Jokowi.