Rabu, 29 November 23

Jokowi-Ma’ruf Menang, Hasto Ajak Rekonsiliasi Nasional Pasca Pilpres

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menginginkan adanya rekonsiliasi nasional pasca Pilpres untuk merekatkan kembali hubungan antara masyarakat yang mulai renggang selama pilpres. Hal ini disampaikan Hasto saat berziarah di makam Bung Karno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kabupaten Blitar Jawa Timur pada Rabu, 20 Maret 2019.

Hasto juga meyakini, kemenangan pasangan calon Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2019 ini, tak bisa terbendung. Pasangan ini dipastikan akan mengungguli pasangan calon presiden Prabowo Subinato-Sandiaga Uno dalam Pilpres 19 April mendatang.

Hasto yang datang bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri mengatakan, kemenangan pasangan yang diusung oleh partainya pasti tercapai.

“Dulu selisih lima persen pada tahun 2014. Dengan selisih 13,6 persen, Insyallah meninggalkan Pak Prabowo dan Pak Sandi,” kata Hasto

Di Jawa Timur, tim kemenangan nasional Jokowi-Ma’ruf menargetkan perolehan suara di atas 70 persen. Demikian pula perolehan suara di luar Jawa, seperti Lampung dan Sumatera Utara. Selama ini dikenal lumbung pasangan nomor urut 01.

Hasto juga mengklaim, invetasi politik di kawasan Indonesia timur juga menjadi penentu kemenangan Jokowi-Ma’ruf Amin. Menurut Hasto, dengan pertumbuhan kawasan yang cukup masif selama Jokowi menjadi presiden dalam pemilihan presiden 2014. Mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa. Setidaknya bisa juga menjadi tolok ukur kemenangan.

“Hampir seluruh wilayah Indonesia memberi dukungan Pak Jokowi,” ucap Hasto.

Bukan sekadar optimis yang disampaikan Hasto atas kemenangan pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Hasto juga mengungkapkan, akan meminta kepada keduanya untuk melakukan rekonsiliasi nasional pasca Pilpres. Ia mengungkapkan bahwa dirinya akan merancang konsep rekonsiliasi nasional usai pelantikan Jokowi menjadi presiden mendatang.

Rekonsiliasi pasca Pilpres penting mengingat tingginya gesekan antar dua kelompok dalam pemilihan presiden 2019 ini. Apalagi beberapa kelompok menggunakan isu agama sebagai ajang pertarungan kampanye.

“Hal ini yang perlu kita lakukan. Kalau tidak akan menjadi luka lama yang selalu diingat sebagai sebuah ancaman bangsa ini, “ terang Hasto.

Sebagaimana belum lama, Litbang Kompas merilis survei elektabilitas pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga. Hasilnya, pasangan Joko Widodo- Ma’ruf Amin meraih keunggulan selisih suara sebesar 11,8 persen atas pasangan Prabowo-Sandiaga. Joko Widodo-Ma’ruf Amin meraup 49,2 persen, sedangkan Prabowo – Sandiaga di angka 37,4 persen.

Survei yang melibatkan 2.000 responden ini dipilih secara acak, menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait