MEDAN — Presiden Joko Widodo mengunjungi Danau Toba di Sumatera Utara Jokowi sapaan akrab Joko Widodo berada di Danau Toba, Selasa 1 Maret 2016, untuk memimpin rapat dengan pemerintahan daerah di kawasan danau terbesar di Asia Tenggara itu bersama menteri terkait diantaranya Menteri Pariwisata Arif Yahya.
Pemerintah pusat akan membentuk Badan Otoritas Pengelolaan Danau Toba yang diharapkan akan menjadi manajemen satu pintu dalam mewujudkan Danau Toba sebagai destinasi baru berkelas internasional atau yang kerap disebut Menteri Koordinator Maritim Rizal Ramli sebagai Monaco Asia.
Pelaksanatugas Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi mengatakan, Joko Widodo berkomitmen memajukan Danau Toba.”Karena itu saya sebagai kepala daerah juga berkomitmen memajukan Danau Toba dan tujuh kabupaten di kawasan Danau Toba.Pemerintah Provinsi sudah membentuk Badan Pengelola Geopark Danau Toba untuk mendorong Danau Toba masuk sebagai anggota Global Geopark Network (GGN) Unesco,”kata Tengku Erry.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sumut Afifuddin Lubis memuji cara Jokowi memajukan daerah.Afif mengatakan,memoles Danau Toba agar menjadi tujuan wisata kelas dunia tentu akan membawa efek domino bagi daerah dikawasan Danau Toba.”Akan ada transaksi ekonomi yang besar jika Danau Toba dipoles dengan fasilitas modern namun tetap menjaga alamnya”.
Selain ekomomi, NU menilai kunjungan ke Danau Toba akan mempererat keberagaman suku dan agama di Sumut yang sudah terjalin erat selama ini.”Dengan memajukan Danau Toba dan menjadikannya tujuan wisata dunia,maka bisa dimanfaatkan mempererat keragaman suku dan agama dengan menjadikan danau tersebut sebagai pusat pertemuan tokoh agama karena Pulau Bali kerap dijadikan pusat pertemuan bisnis dan politik. NU mengusulkan Danau Toba dijadikan pusat keberagaman agama,”kata Afif.
Anggota Kelompok Pakar Badan Pengelola Geopark Danau Toba Sahat E.H Simatupang mengatakan,kunjungan Jokowi ke beberapa lokasi di Danau Toba menambah semangat masyarakat Sumut menjadikan Danau Toba sebagai anggota GGN Unesco setelah tahun lalu gagal menjadi anggota Unesco.” Pemerintah pusat berencana membentuk Badan Otorita Pengelolaan Danau Toba.
Adapun Pemerintah Provinsi sudah membentuk Badan Pelaksana Geopark Kaldera Toba. Kami nilai saat ini waktu yang tepat memperjuangkan Danau Toba menjadi anggota GGN Unesco dan mempertahankan arsitektur bumi atau bentang alam Danau Toba yang sangat indah dan terbentuk oleh letusan gunung api purba Toba,”kata Simatupang.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.