Pontinak – Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan proyek pengembangan gas alam cair (liquid natural gas/LNG) di Blok Masela akan dibangun di darat.
“Ini adalah proyek jangka panjang, tidak hanya setahun dua tahun, belasan tahun. Tapi proyek panjang menyangkut ratusan triliun rupiah, oleh sebab itu, dari kalkulasi perhitungan pertimbangan-pertimbangan, yang sudah saya hitung, kita putuskan dibangun di darat,” kata Jokowi sebagaimana dikutip Antara di Pontianak, Rabu (23/3/2016).
Saat menyampaikan keputusan itu, Jokowi nampak didampingi Menteri ESDM Sudirman Said, Mensesneg Pratikno, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, serta Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi.
Ia menyampaikan hal itu diputuskan dengan pertimbangan, pertama, pemerintah ingin ekonomi daerah dan ekonomi nasional terimbas dari pembangunan Blok Masela.
Pertimbangan kedua, pembangunan wilayah diharapkan juga terkena dampak pembangunan proyek ini.
“Dan setelah keputusan ini, akan ditindaklanjuti Menteri ESDM dan SKK Migas. Saya kira itu yang bisa saya sampaikan,” kata Jokowi.
Pada kesempatan yang sama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyataka, bersyukur telah ada keputusan terkait pengerjaan Blok Masela.
“Kepada Presiden sudah diberikan penjelasan dan masukan, kita menyerahkan sepenuhnya kepada Bapak Presiden. Setelah ini saya akan meneruskan keputusan ini dan menyampaikan kepada investor untuk mengkaji ulang seluruhnya,” katanya.
Kementerian BUMN akan menyampaikan kabar keputusan tersebut kepada investor melalui surat resmi dari Menteri ESDM.
Proyek itu kata dia, kemungkinan akan mengalami penundaan karena perlu dilakukannya pengkajian ulang dari semua sisi secara keseluruhan.
“Saya akan minta kepada SKK Migas agar penundaan ini tidak terlalu panjang,” katanya.
Ia menegaskan bahwa pada intinya pemerintah ingin agar proyek Blok Masela memberikan manfaat kepada masyarakat dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan regional.