“Pat pat gulipat, baru sekejap, kau sudah hebaaat. Engkau sebagai penjahat, duduk di korsi penjabat. Penjara, pengap, gelap dan pekap, menunggu kau tertangkap.”
Yogyakarta – Itulah penggalan syair lagu yang spontan diciptakan Jhonny Iskandar sebelum manggung bersama OM Pengantar Minum Racun (PMR) di konser “Ngamen Anti Korupsi”, yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan PT KAI, Sabtu (17/9) malam.
Bait tersebut sengaja diciptakannya dengan teman-temannya di PMR untuk mendukung program anti korupsi. Menurutnya, setiap orang mampu memerangi korupsi sesuai dengan apa yang diyakini dan porsi yang dimiliki. Ia pun mencontohkan dirinya sebagai seniman, memerangi korupsi dengan bait lagu dan puisi.
“Seniman memerangi korupsi ya dengan karya seni, kalau saya dengan lagu. Jangan ditanya judulnya, orang baru tadi nulisnya. Karena sebenarnya Korupsi itu memang dunia akhirat dilarang. Secara Agama dilarang, secara hukum dilarang”, jelas Jhonny.
Saat Ia ditanya darimana inspirasi yang didapat, Ia pun menjawab dengan jelas dan tanggap. Tidak ada.
“PMR itu bikin lagu dari dulu spontanitas ya. Tidak keluar dari studio. Asal urakan jadi, asal urakan jadi, tapi makanya berisi. Ada nasihat dibidang bawah. Kalau agama kan keatas, nah, kita ambil yang bawahnya aja. Sentilan, paham?”, ucapnya.
Menanggapi kasus OTT Irman Gusman, Jhonny menganggap aksi korupsi di Indonesia sudah mengakar, layaknya budaya. Ia pun menganalogikakan korupsi seperti arisan.
“KPK itu punya jaringan, pancingan segala macem. Kayanya korupsi ini hampir mirip arisan ya? Gua duluan deh, entar tahun depan banyak, baru giliran elo”, jelas Jhonny. Ia pun menutup wawancara dengan lagu plesetan.
“Neng ayo neng, ayo main anti korupsi. Dari pada kita korupsi pikiran pusing tidak karuan, belum korupsi, KPK tau duluaaan”, pungkasnya.