Gerak Indonesia menilai, proses pembangunan di DKI Jakarta selama ini lebih berorientasi pada pembangunan infrastruktur. Namun, di sisi lain proses itu secara telak dan nyata telah menepikan nilai-nilai kemanusiaan.
“Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih suka mempercantik kota dengan infrastruktur paling mutakhir, tapi upaya tersebut menempatkan harkat dan martabat rakyat Jakarta pada posisi paling akhir,” kata Ketua Umum Gerak Indonesia Emi Sulyuwati, Minggu (4/9), di Jakarta.
Emi mencontohkan terpinggirkannya nilai-nilai kemanusiaan itu dalam kebijakan penggusuran yang dilakukan pemprov DKI Jakarta, dengan dalih relokasi dan masif di berbagai wilayah.
“Orang-orang miskin dipaksa pergi dari rumahnya tanpa memikirkan bagaimana mereka harus bertahan hidup di rumah susun yang sangat jauh dari lokasi kerja, sekolah anak-anak, bahkan fasilitas kesehatan yang memadai,” tutur Emi.
“Kemanusiaan rakyat Jakarta telah direnggut atas nama pembangunan,” tegasnya.
Oleh karena itu, sambung Emi, seluruh Relawan Penggerak Risma merasa terpanggil untuk bergerak mewujudkan Jakarta Baru yang berkeadilan dan berperikemanusiaan.
“Panggilan tersebut terwujud dalam bentuk dukungan kepada pemimpin yang mau bekerja dan mendengarkan rakyat,” kata Emi seraya menyebut sosok itu adalah Tri Rismaharini (Risma), Wali Kota Surabaya saat ini.
Lanjut dikatakan Emi, kebaikan Jakarta mestinya mengalir dari pemimpinnya. Sifat-sifat manusiawi, mau mendengarkan rakyat, bersedia memberi ruang dialog kepada rakyat tak nampak dari pemimpin Jakarta hari ini.
Alih-alih, lanjut Emi, kini kemanusiaan Jakarta limbung, oleng menuju kesenjangan yang makin menganga.
Emi selanjutnya berharap agar PDI Perjuangan segera menetapkan Rismq sebagai calon Gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.
“Sebab sudah selayaknyalah PDI Perjuangan mengusung kader terbaiknya yang terbukti konsisten dalam bekerja dan keberpihakan pada rakyat,” pungkas Emi.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.