Indonesia boleh berbangga hati karena terpilih sebagai salah satu dari 6 paviliun terfavorit versi majalah Icon pada Pameran Seni “London Design Biennale 2016”. Pameran yang diadakan di Sommerset House, London, Inggris, pada 7-27 September ini menampilkan 37 karya seni dari berbaagai negara. Disebutkan Icon, lima paviliun favorit lainnya berasal dari Belgia, Perancis, Meksiko, Pakistan dan Rusia.
Pameran bertema “Utopia” ini melibatkan tim dari Indonesia yang berjumlah sembilan orang. Mereka berprofesi sebagai seniman, arsitek, dan desainer, terdiri dari seniman Irwan Ahmett, Bagus Pandega, Yola Yulifanti, arsitek Adi Purnomo dan Suyeni serta desainer Agra Satria, Fandy Susanto, Max Suriaganda, dan Savira Lavinia yang bertugas menjawab tantangan utopia dunia melalui desain Indonesia.
Indonesia menampilkan instalasi bertajuk “Freedome” sebagai interpretasi terhadap kenangan bangsa Indonesia atas momentum terbaik pada masa awal kemerdekaan, yaitu Konferesi Asia-Afrika tahun 1955 yang diselenggarakan di Bandung.
Didukung oleh tim kurator terdiri dari Hermawan Tanzil, Diana Nazir, Hafiz Rancajale, serta Danny Wicaksono, tim Indonesia berhasil mewujudkan gagasan utopis tentang masyarakat ideal, yang terinspirasi dari Dasa Sila Bandung secara kontemporer kedalam bentuk desain instalasi berupa satelit bersudut dekagonal dikelilingi 576 bola sabut kelapa yang disusun seperti kubah.
Selain Indonesia, London Design Biennale 2016 diikuti oleh tim kreatif dari 36 negara lainnya. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendukung penuh partisipasi tim Indonesia di ajang seni bergengsi ini.