Presiden Joko Widodo bertemu Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) di Istana Merdeka, Kamis (28/4). Jokowi berpesan agar alumni UGM yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dengan keahliannya masing-masing dapat berkontribusi dalam membangun bangsa.
Sepintas peristiwa di atas biasa saja tak ada yang istimewa. Namun, jika dicermati orang pantas berdecak, “Negeri ini sesungguhnya berada di tangan KAGAMA.” Mari kita lihat, perguruan tinggi mana yang paling banyak mendominasi Kabinet Kerja Jokowi? Tak salah lagi, Geng Gadjah Mada Mendominasi Kabinet.’ ’Gadjah Mada’’ yang dimaksud tentu adalah Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Jokowi adalah alumni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980. Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini lalu merekrut lima tokoh kampus Bulak Sumur untuk menjadi menterinya. Mereka adalah Prof. Pratikno, Rektor UGM yang kebetulan usianya hampir sama dengan Jokowi. Pratikno, kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur, 13 Februari 1962. Adapun Jokowi lahir pada 21 Juni 1961.
Alumni UGM lainnya adalah Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan (alumni Fakultas Ekonomi angkatan 1989), Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (alumni Fisip Hubungan Internasional angkatan 1981), dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (alumni Teknik Geologi UGM, meraih master dan doktor di Colorado State University, Amerika Serikat). Di Istana Merdeka, sehari-hari Jokowi didampingi Tim Komunikasi Politik juga alumni Fisipol UGM, ia tak lain adalah AAGN Ari Dwipayana.
Di kalangan alumni UGM sudah lama beredar di media sosial guyonan Mensesneg Pratikno, termasuk di milist Grup KAGAMA.
Pratikno saat masih menjadi Rektor UGM pernah berkelakar soal alumni UGM dan pemilihan presiden langsung. Katanya, saat ini alumni UGM benar-benar di atas angin. “Periode lalu (Pemilu 2009) untuk Wakil Presiden, UGM kirimkan seorang Professor (Boediono). Tapi (Pemilu 2014), untuk jadi Presiden, UGM cukup kirim satu Sarjana Kehutanan saja (Jokowi).” Kelakar Pratikno ini kemudian berulang-ulang kali dibahas oleh alumni UGM di Group Mailing List KAGAMA.
Sementara itu di kalangan aktivis UGM juga beredar humor tentang sepak terjang aktivis era 1980an. Simak humor di bawah ini.
Ada tiga jenis aktivis di Jogja, untuk tak mengatakan UGM. Jenis pertama aktivis tulen, mereka bisa diwakili Moh Thoriq dan Afnan Malay. Bagi mahasiswa 80an siapa tak kenal Thorig, dedengkot pers mahasiswa mantan Pemimpin Redaksi Balairung dan Afnan, penggubah puisi demo dan sumpah mahasiswa itu. Jenis kedua, aktivis biasa-biasa saja, diwakili Ganjar Pranowo. Terakhir, jenis ketiga: bukan aktivis sama sekali. Kemana mereka sekarang? Thoriq mengelola media internal PAN, Afnan staf ahli Kementerian Pertanian. Ganjar kini menjabat Gubernur Jawa Tengah. Bagaimana dengan yang bukan aktivis? Jokowi kini menjadi Presiden Republik Indonesia 2014-2019.
Yogyakarta tak hanya UGM. Ada kampus besar lainnya yang secara tradisional juga menyumbang dan mengisi pemimpin nasional. Misalnya ada Universitas Islam Indonesia (UII). Soal almamater tokoh nasional Busro Muqodas, Mahfud MD, Mendawai, dan Ifdhal Kasim ini, ada lelucon jadul yang dikaitkan dengan UGM dan Pilpres 2014.
Akhirnya dua kampus Jogja berhadapan di Pilpres 2014: Universitas Gadjah Mada vs Universitas Islam Indonesia. UGM vs UII. Alumni UGM Anies Baswedan berada di barisan Jokowi-JK sementara Mahfud MD pentolan UII di barisan Prabowo-Hatta. Dua kampus ini jaman dulu nyaris disatukan gara-gara persaingan di berbagai bidang misalnya olahraga dan keilmuan. Nama universitas gabungan dua perguruan tinggi telah disiapkan: UGI: Universitas Gadjah Islam!
UGM adalah kampus terkemuka di Indonesia. Di sini ribuan mahasiswa menuntut ilmu. Namun kampus tak hanya ramai oleh para mahasiswa, tetapi juga orang kondangan. Karena gedung-gedung di kampus itu laris disewa untuk resepsi pengantin, termasuk Wisma KAGAMA, tak salah kalau masyarakat jogja memlesetkan UGM (Universitas Gawe Mantenan).
Pada kabinet Jokowi yang lebih mengutamakan pembangunan infrastruktur, maka Menteri PU dan PR Basuki Hadimuljono adalah yang paling sibuk mendampingi Jokowi untuk mengecek kemajuan proyek infrastruktur atau meresmikan proyek infrastuktur tersebut. Saking getolnya pemerintahan Jokowi terhadap pembangunan infrastuktur, Presiden Jokowi sering disebut sebagai Presiden NKRI (Negara Kesatuan Republik Infrastruktur).
Tentu saja tak semua alumni UGM berakhir dengan happy ending. Ada juga alumni yang sebelumnya sangat cemerlang namum berakhir dengan sad ending. Dari Bulak Sumur ke KPK dan Sukamiskin. Ya, tak salah lagi, Andi Alvian Malarangeng merupakan alumni UGM yang cemerlang. Bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode pertama AM ditunjuk menjadi Juru Bicara Kepresidenan. Lalu pada periode berikutnya AA dipercaya menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). AA kemudian tersandung korupsi pembangunan komplek olahraga Hambalang. Tentang menpora, ada sindiran yang lumayan menohok. Apa beda Omnifora, Carnifora dan Menpora? Omnifora hewan pemakan tumbuhan, carnifora pemakan daging, sementara menpora pemakan segala!