Selasa, 28 Maret 23

Impor Produk Pertanian, Mendag: Selama ini Pemerintah Didikte

Kendati Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan mampu menghasilkan berbagai produk pertanian unggulan, namun importasi produk-produk pertanian oleh pemerintah terus terjadi dan bahkan meningkat setiap tahunnya. Sejauh ini, beberapa pihak tertentu disinyalir ‘bermain’ dan ambil keuntungan dalam kebijakan impor produk pertanian oleh pemerintah.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku bahwa selama ini pemerintah didikte untuk melakukan impor terutama ketika harga pangan bergejolak. Karena itu, Ia meminta agar produksi pertanian nasional diserap secara maksimal sehingga harga pangan tetap stabil di pasaran.

“Selama ini kami didikte dengan harga yang sudah melambung tinggi pada saat kita butuh,” ujar Enggartiasto saat berbicara di acara Kadin, Jakarta, Kamis (18/8/2016).

Mendag tak menyebut dengan jelas siapa pihak yang mendikte pemerintah itu. Namun, Ia mengaku bahwa pihaknya selalu siap menghadapi mekanisme pasar.

Enggartiasto selanjutnya mengatakan bahwa untuk mengatasi persoalan itu, Kementeriannya saat ini sedang berkoordinasi untuk menetapkan Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) hasil panen bersama Kementerian Pertanian (Kementan).

Pemerintah, nantinya akan mewajibkan Bulog menyerap atau membeli semua hasil panen sesuai harga yang sudah ditentukan. Dengan demikian diharapkan terjadi keseimbangan pasokan impor dan penyerapan produksi pertanian.

Menteri dari Partai Nasdem itu menambahkan, pemerintah tidak ingin produksi impor menguasai pasaran di dalam negeri dan menyingkirkan produksi pertanian dalam negeri.

“Mudah saja menurunkan harga, buka keran impor, gelontorkan itu di pasar, selesai itu urusan. Tetapi nasib kita akan tergantung dengan negara lain dan kita semakin memperlebar jurang kemiskinan. Kita juga akan jadi negara importir seluruh komponen. Dan tentu kita tidak ikhlas negara kita menjadi pasar seperti itu,” lanjut Enggartiasto.

Pertumbuhan Turun

Badan Pusat Sataistik (BPS) mencatat angka pertumbuhan ekonomi Indonesia di sektor pertanian pada kuartal pertama tahun 2016 hanya 1,85%. Angka ini turun signifikan dibandingkan kuartal yang sama tahun 2015 yaitu 4,03%.

Menurunnnya pertumbuhan pertanian ini berdampak cukup serius pada pertumbuhan ekonomi Indonesia mengingat sektor perdagangan Indonesia masih banyak berkutat pada sektor pertanian.

Faktor yang disebut turut memengaruhi menurunnya pertumbuhan di bidang pertanian ini antara lain perubahan iklim global dan perbankan.

Pertumbuhan pertanian memiliki porsi sekitar 13,56% dalam perhitungan pertumbuhan ekonomi secara nasional.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait