Dewan Ikatan Dai (DID) Aceh mengusulkan agar Joko Widodo, Maruf Amin, Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno melakulan tes Qiroah atau membaca Al Quran. Tes baca Al Qur’an bagi Capres dan Cawapres dilakukan sebagai langkah untuk menghentikan polemik keislaman dari kontestan Pilpres 2019
Ketua Dewan Pimpinan Ikatan Dai Aceh Tgk Marsyuddin Ishak di Banda Aceh, Sabtu (29/12/2018) menuturkan bahwa tes baca Al Qur’an bagi Capres dan Cawapres itu ia yakini akan menjawab pertanyaan masyarakat selama ini. Masih menurutnya, politik identitas yang marak belakangan ini sudah selayaknya dihentikan.
“Untuk mengahiri polemik keislaman kontestan, kami akan mengundang kedua pasangan calon untuk mengikuti uji mampu membaca Alquran. Tes membaca Alquran akan dilaksanakan di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada 15 Januari 2019, ujar Masyuddin.
Menurut Masyuddin, sebagai organisasi yang berfokus pada pengembangan dakwah dan syiar Islam, pihaknya juga ingin turut berperan dalam pesta demokrasi pemilihan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 mendatang.
“Sekalipun hasil tes membaca Alquran tersebut tidak mempengaruhi keputusan KPU/KIP. Namun sebagai langkah awal untuk mengakhiri politik identitas yang telanjur terjadi,” imbuhnya.
Lebih lanjut Masyuddin menegaskan bahwa Ikatan Dai Aceh tetap netral di Pilpres 2019. Namun setidaknya dengn hasil tes baca Al Quran tersebut, masyarakat akan dapat menilai siapa yang lebih menguasi tajwid dengan harapan saling klaim sebagai pihak yang paling islami akan berahir.
Pihaknya mengusulkan hal itu, papar Masyuddin, karena ahir-ahir ini marak saling hujat dari kedua kubu terutama di media sosial akibat merasa sebagai pihak yang paling benar. Bahkan kecenderungan sebagian pengguna jejaring sosial yang masih awam, bukan dituntun namun justru dimanfaatkan pihak-pihak tertentu sebagai kendaraan sebarkan ujaran kebencian.
Menurut Masyuddin, sadar atau tidak, menjelang pemilihan presiden, politik identitas sudah dimainkan oleh tim tertentu dimasing – masing kubu. Dan apabila hal ini tidak segera diahiri, Masyuddin menghawatirkan akan terjadi perpecahan dan persaudaraan sesama anak bangsa.
“Menjelang pilpres rakyat menjadi korban dan mestinya para elite politik negeri ini senantiasa menjaga dan memelihara persaudaraan berbangsa dan bernegara. Islam itu rahmatan lil ‘alamin dan kita imbau semua pihak untuk segera mengakhiri politik yang dapat merusak hubungan persaudaraan berbangsa dan bernegara,” tutup Masyuddin.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.