BOGOR – Bekerjasama dengan Lembaga Survei Indonesia, Wahid Foundation luncurkan Laporan Hasil Survei Nasional (LSI) “Potensi Radikalisme dan Intoleransi Sosial-Keagamaan di kalangan Muslim Indonesia”. Potensi radikalisme di Indonesia menunjukkan masih minim. Demikian hasil survei yang melibatkan 1.520 responden tersebut disampaikan jelang Wahid Institut mengelar acara Halaqah Ulama serta Tokoh Muda Islam Indonesia bertema “Penguatan Toleransi dan Gerakan Merespon Ekstremisme” di Rancamaya Hotel, Kota Bogor, dimulai dari Senin-Rabu (1-3/8/2016).
“Survei ini membantu kami dalam mengidentifikasi faktor-faktor sosial keagamaan yang mempengaruhi persepsi intoleransi dan radikalisme di masyarakat.” kata Manajer Riset Program Prioritas, Wahid Foundation Aryo Ardi Nugroho, baru-baru ini.
“Apalagi jika pemahaman tersebut diberi ruang publik dalam bentuk ceramah atau pengajaran keislaman. Berdasarkan survei ini Wahid Foundation merekomendasikan pentingnya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku aksi kekerasan yang mengatasnamakan agama termasuk pelaku tindakan ujaran kebencian (hatred speech) di muka umum,” kata dia.
“Jadi, diperlukan lebih banyak narasi damai yang disebarkan melalui berbagai kampaye yang sejuk sekaligus progresif,” tuturnya.
“Pesan Islam Damai yang sebenarnya merupakan modal dasar bagi kta dan berbangsa dan mengelola kehidupan beragama di Indonesia,” pungkas Yenny Wahid. (eko)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.