Entah apa yang akan dicatat warga Filipina mengenai Rodrigo Duterte suatu saat nanti. Yang pasti, kebijakannya yang tegas dan menjurus kejam dalam perangnya melawan narkoba telah menambah panjang catatan kematian di negara tersebut.
Seperti dilansir AFP, laporan aparat kepolisian setempat, Selasa (6/9/2016) mengatakan, saat ini ra-rata 44 orang dibunuh setiap hari di Filipina dalam perang melawan narkoba.
Sejak Duterte dilantik sebagai Presiden Filipina pada 30 Juni 2016 lalu, kepolisian Filipina mencatat jumlah korban tewas telah melonjak menjadi 3.000 orang.
Dari jumlah itu, sebanyak 900 orang di antaranya tewas dalam operasi polisi dan sisanya, 1.500 orang, tewas di luar operasi polisi.
Peningkatan jumlah korban muncul setelah Duterte berjanji untuk melawan kecaman internasional dan akan membunuh lebih banyak lagi penjahat terkait narkoba pada Senin (5/9).
Saat itu, Duterte mengatakan, masih ada banyak orang yang akan dibunuh terkait kasus narkoba di negaranya.
Kampanye Duterte diklaim untuk melawan peredaran narkoba dan operasi itu takkan berhenti selama para pelaku kejahatan itu tidak berhenti.
Hingga Senin, sejak Duterte dilantik pada 30 Juni lalu, sekitar 2.400 orang tewas terkait dengan perang melawan para bandit narkoba.
“Banyak yang akan dibunuh sampai bandar terakhir keluar dari jalanan. Sampai pembuat narkoba terakhir terbunuh, kami akan melanjutkannya,” kata Duterte sebelum bertolak menghadiri KTT ASEAN di Laos, Senin (5/9).
Selasa kemarin, polisi Filipina mengaku telah menewaskan 1.033 orang dalam operasi anti-narkoba. Selebihnya, 1.894 orang tewas dalam kematian yang tidak dapat dijelaskan.
Hingga Selasa (6/9), total 2.927 orang telah tewas. Artinya, ada penambahan 500 kasus dibandingkan data yang dirilis polisi Filipina pada Minggu (4/9/2016) atau rata-rata 44 orang tewas per hari sejak 30 Juni saat Duterte dilantik.
Rodrigo Duterte dijadwalkan akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 8 September 2016 nanti.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.