Hampir 2 tahun sejak diluncurkannya KBBI edisi 5 versi daring, pencari dan pengguna KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tersebut sudah mencapai lebih dari 21 juta orang. Seperti diketahui KBBI versi daring tersebut, pertama kali diluncurkan pada bulan Oktober 2016, oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud, Dadang Sunendar, pada pembukaan Seminar Leksikografi Indonesia (SLI) tahun 2018, di Jakarta, Rabu (01/08/2018).
“Sejak diluncurkannya 21 bulan yang lalu jumlah pencariannya sampai dengan saat ini lebih dari 21 juta pencarian, penggunanya bertambah terus,” terang Dadang, melalui rilis yang dikeluarkan oleh Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diterima redaksi pada Kamis (2/8/2018).
Ia mengungkapkan, berdasarkan catatan yang dimiliki Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dan juga Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) dengan melihat alamat dari laman pemerintah “go.id”, sampai dengan hari ini alamat laman kbbi.kemdikbud.go.id menjadi nomor 1 (satu) di Indonesia.
“Kalau dilihat rata-rata sekarang 23 sampai 24 ribu pencarian perhari dilakukan oleh semua, baik Warga Negara Indonesia maupun asing, tentunya paling banyak Indonesia. Ini semua hanya bisa terjadi di dunia digital,” ungkapnya.
SLI kali ini mengambil tema “Leksikografi di Era Digital”. Tema ini dianggap sangat relevan dibicarakan karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat mewarnai kehidupan kita saat ini.
“Dapat dikatakan bahwa tidak ada satu aspek kehidupan pun saat ini yang tidak bersentuhan dengan teknologi,” tutur Dadang.
Dadang berharap dengan adanya Seminar Leksikografi Indonesia ini, akan didapat masukan untuk membuat aplikasi daring KBBI semakin menarik
“Dengan penyelenggaraan SLI dapat memberikan masukan tentang cara penggunaan KBBI, dan membuat aplikasi daringnya semakin menarik,“ harap Dadang. (*)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.