“Where preachers preach of evil fates / Teachers teach that knowledge waits / Can lead to hundred-dollar plates / Goodness hides behind its gates / But even the president of the United States / Sometimes must have to stand naked.” [It’s Alright, Ma (I’m Only Bleeding)], 1965.
Musisi balada Bob Dylan (75) ditetapkan sebagai penerima Hadiah Nobel Sastra 2016. Pengumumannya dilakukan di Stockholm, Swedia, Kamis (13/10/2016). Pria yang dilahirkan dengan nama Robert Allen Zimmerman itu merupakan penyanyi dan penulis lagu pertama yang mendapatkan penghargaan tersebut. Komite Nobel Swedia menyebut Dylan sudah menciptakan karya puitis dalam tradisi musik Amerika yang agung.
Nama Bob Dylan sudah disebut-sebut sebagai calon pemenang Hadiah Nobel Sastra dalam beberapa tahun terakhir. Namun hal itu tidak pernah dianggap serius. Dengan mendapatkan Hadiah Nobel Sastra, Dylan berhak atas uang sebesar 8 juta Kronor atau sekitar Rp 11 miliar. Upacara penyerahan penghargaan tersebut akan digelar di Stockholm pada 10 Desember mendatang.
Reaksi netizen Indonesia umumnya menyambut gembira. Hairus Salim, pegiat budaya dari LKIS Yogyakarta menulis di dinding Facebooknya, “Bob Dylan, penyanyi rock balada dan ‘wakil dari generasi buñga tahun 60an, memperoleh Hadiah Nobel Sastra 2016. Ia dianggap telah memberikan ekspresi puitik baru dalam tradisi lagu Amerika. Ia juga sangat memengaruhi generasi muda di zamannya dan terus bertahan hingga kini. Entahlah. Agak-agak aneh dan gimana gitu. Tapi saya senang Dylan kok, apalagi pas duet dengan Joan Baez…”
Pegiat literasi media dan jurnalisme data, Fahri Salam, juga menulis tentang Bob Dylan. “Klise kadang bekerja. Ungkapan ‘selalu ada yang pertama’ untuk segalanya atau dari segala hal adalah bukan lahir dari langkah yang besar, tapi karena kebiasaan. Misalnya dunia mengenal penghargaan nobel yang rutin tahunan. Untuk tahun ini, nantinya dalam buku biografi tentang Bob Dylan, di sampulnya tertulis: Musisi Penerima Nobel Sastra. Yah, agak janggal, memang pada awalnya, tapi gagasan sering bekerja seperti itu. Sebagaimana umat manusia mengenal nabi dari kalangan mereka sendiri, orang biasa yang mengenal cara berkomunikasi impersonal, lewat ucapan atau tindakan, dan kadang-kadang lewat lagu.”
Sementara itu wartawan senior P Hasudungan Sirait mencatat, “Bob Dylan ternyata yang beroleh Nobel Sastra tahun ini. Kok bisa? The answer is blowin’ in the wind-kah? Tidak juga. Seperti melodinya, syair lagu-lagunya memang serba puitik. Selain itu filosofis dan cenderung n’jlimet juga sehingga terkadang ribet untuk kita, yang tak berbasa ibu Inggris, lantunkan The times they are a-changin, misalnya. Aku sangat menyukainya tapi tak kunjung kuasa melafalkan liriknya kecuali yang bagian referen.”
Komentar lain diberikan oleh aktivis dan mantan Tapol Pulau Buru, Tedjabaju Sudjajono. Ia menulis singkat, “Bob Dylan mendapat Hadiah Nobel! Selamat para rocker dan penyanyi2 balada!”
Bagi Andreas Harsono, wartawan dan aktivis HAM, Bob Dylan mengingatkan pada lagu pertama yang ia bisa nyanyikan secara utuh saat beruur 14 tahun. Andreas menulis, “My Bob Dylan introduction: I took a guitar course in Malang, East Java. I was 14 years old. The first song that I could completely play was “Blowing in the Wind.” I always love that poem.”
Sebagai penutup, mari kita menyanyi lagu “Blowin’ In The Wind” sembari mengucapkan selamat kepada Bob Dylan atas Hadiah Nobel Sastra 2016.
How many roads must a man walk down
Before you call him a man ?
How many seas must a white dove sail
Before she sleeps in the sand ?
Yes, how many times must the cannon balls fly
Before they’re forever banned ?
The answer my friend is blowin’ in the wind
The answer is blowin’ in the wind.
Yes, how many years can a mountain exist
Before it’s washed to the sea ?
Yes, how many years can some people exist
Before they’re allowed to be free ?
Yes, how many times can a man turn his head
Pretending he just doesn’t see ?
The answer my friend is blowin’ in the wind
The answer is blowin’ in the wind.
Yes, how many times must a man look up
Before he can see the sky ?
Yes, how many ears must one man have
Before he can hear people cry ?
Yes, how many deaths will it take till he knows
That too many people have died ?
The answer my friend is blowin’ in the wind
The answer is blowin’ in the wind.