Surabaya – Mungkin belakangan bisa dilihat, bahwa siswa kelas 1-3 sekolah dasar, sekarang hampir merata sudah bisa membaca. Namun ada pertanyaan mendasar ketika melihat siswa tersebut, mampu membaca dengan lancar. Apakah mereka paham dengan makna yang dibacanya?
Nah, ini yang menjadi persoalan pada kegiatan membaca di sekolah-sekolah yang setiap hari mulai digalakkan. Siswa diwajibkan membaca ketika akan dimulainya jam awal pelajaran di kelas; yang biasa disebut waktu senyap. Hal inilah yang harus menjadi penyadaran bagi seorang guru. Jangan merasa bangga, begitu melihat siswa didiknya lancar membaca. Sebab, kempuan membaca seorang siswa bisa ditempuh dalam waktu singkat, namun belum tentu paham akan makna yang mereka baca.
Untuk itu USAID PRIORITAS, melalui program Early Grade Reading Assesment (EGRA). Melakukan penilaian kemampuan membaca untuk kelas. Di Jawa Timur, kegiatan ini dilaksanakan di 11 kabupaten/kota yakni Kabupaten Blitar, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Banyuwangi, dan Kota Batu.
EGRA sendiri, kata Koordinator EGRA Jawa Timur, Agus Prihantoro, dalam menjalankan kegiatan melakukan pada lima sub-tugas. “Mengenalkan nama huruf, membaca kata-kata yang bermakna, membaca kata-kata yang tidak bermakna, membaca teks (kelancaran) dan menjawab pertanyaan tentang teks (pemahaman), dan pemahaman menyimak, “ terang Agus, Sabtu, (19/11/2016).
Kegiatan ini, lajut Agus, melibatkan 16 asessor yang diambil dari 3 LPTK mitra yakni Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA), dan Universitas Negeri Malang (UM).
“Para asesor dibekali dengan keterampilan untuk pelaksanakan penilaian sesuai dengan prosedur yang konsisten sehingga menghasilkan penilaian yang valid dan andal, “ ungkap Agus.
Ia juga menjelaskan, asesor yang telah terlatih akan berinteraksi satu persatu dengan anak secara verbal selama 12 menit per asesmen. Kebanyakan sub-tugas berlangsung satu menit, dan berpusat pada anak. Maksudnya setiap subtugas dimulai jika anak siap.
Kegiatan ini dilaksanakan mulai 10 November lalu dan akan berakhir pada 31 November nanti. “Kegiatan EGRA ini kami mulai di Kabupaten Banyuwangi dan akan berakhir di Kabupatena Lamongan,” Agus menerangkan.
Sekadar untuk diketahui, kegiatan EGRA dilakukan untuk yang ketiga kalinya di wilayah mitra USAID PRIORITAS Kohor 1 dan 2, dan kali kedua untuk kohor 3.
Sementara itu, Koordinator USAID PRIORITAS Jawa Timur Silvana Erlina mengungkapkan, bahwa kegiatan EGRA ini memiliki manfaat besar. Tujuannya agar para guru paham bahwa saat siswa kelas awal bisa membaca, ternyata mereka belum tentu paham maknanya dalam satu kalimat.
“Banyak siswa kelas awal yang sangat lancar membaca namun saat ditanya pemahaman arti bacaannya dalam kalimat mereka geleng-geleng kepala tidak paham,” ungkap Silvana.
Selaras dengan kegiatan EGRA ini, USAID PRIORITAS juga mengembangkan program buku bacaan berjenjang (B3) untuk kelas awal. Silvana menjelaskan, dalam program ini guru menggunakan buku B3 dan mengajak siswa bisa membaca sekaligus memahami isi buku.
“Saat ini lebih dari 1,5 juta buku B3 telah dibagikan kepada sekolah-sekolah di 19 kabupaten/kota mitra dan non mitra. Harapan kami dengan metode ini, siswa belajar memahami isi buku dan belajar dengan lebih menyenangkan, “ jelas Silvana. *