Kamis, 7 Desember 23

Gunung Penebar Aura Mistis

KEANGKERAN Gunung Salak menjadi cerita yang banyak disimpan sejumlah pendaki. Penuturan Fery Yulianto, pecinta alam Trupala, ada banyak jalur untuk mencapai puncak salak, diantaranya jalur Wana Wisata Cangkuang Kecamatan Cidahu Kabupaten Sukabumi, Wana Wisata Curug Pilung, Cimelati, Pasir Rengit dan Ciawi. Selain itu, juga masih banyak jalur-jalur tidak resmi yang dibuka para pendaki ataupun masyarakat sekitar.

“Jalur yang banyak inilah yang kerap membuat para pendaki pemula sering tersasar. Untuk mendaki gunung ini sebaiknya dilakukan pada pertengahan musim kemarau. Pada musim kemarau jalur pendakian tidak terlalu becek, angin tidak terlalu kencang, dan terhindar dari lintah,” tuturnya kepada indeksberita.com, Sabtu (13/2/2016).

Jangan pernah naik tanpa terlebih dahulu mengenal rute, begitu dikatakan Fery. Sebab, sambungnya, banyak jalur pendakian yang saling bersimpangan dan membingungkan. Dampaknya, resiko hilang sangat besar.

Suandi, warga Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor yang ditemui di tempat terpisah mengatakan, Gunung Salak sejak dulu sudah terkenal dengan keangkerannya.

“Ada yang bilang Prabu Siliwangi yang lari dikejar Kian Santang bersembunyi di salak. Karena itu, sering terdengar kisah angker,” tukasnya.

Di kawasan Gunung Salak konon terdapat banyak makam para raja. Konon, jumlahnya, diperkirakan ada puluhan yang berusia ratusan tahun. Ada juga petilasan Prabu Siliwangi. Selain itu, sambungnya, ancaman kematian seringkali mengintai disekitar kawah Ratu. Tidak sedikit pendaki yang menjadi korban karena menghisap gas beracun.

“Kawah Ratu dianggap keramat karena sering minta tumbal. Tapi, banyak yang bilang hal itu karena asap belerang yang meracuni paru-paru dari Kawah Ratu sehingga membuat orang meninggal dunia,” lanjutnya.

Gunung Salak sendiri memiliki cuaca yang kerap berubah-ubah di puncaknya. Terkadang saat matahari terik, tiba-tiba turun hujan disertai kabut. Hal inilah yang sering membahayakan para pendaki Gunung Salak.

“Jika warga atau pendaki gunung yang baru pertama kali masuk ke Gunung Salak pasti akan panik dengan turunnya kabut pekat secara tiba-tiba walaupun pada saat itu kondisi cuaca masih sangat cerah. Kalau kabut itu datang, lebih baik meminta izin kepada penghuni gunung mungkin ada yang tidak suka dengan kedatangan orang baru,” nasehatnya. (eko)

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait