Pengukuhan Rizieq Sihab di Pondok Pesantren Al-Futuhiyah Kampung Banjar Pahingeun, Lebak, Banten, Senin (9/1/2016) mendapat penolakan dari beberapa pihak. Salah satu pihak yang menolak pengukuhan Rizieq Sihab tersebut berasal dari Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor). Pimpinan Wilayah GP Ansor menilai, dukungan untuk Rizieq Shihab menjadi Imam Besar umat Islam Indonesia juga disebut sarat kepentingan politik.
Ormas Kepemudaan yang merupakan salah satu badan otonom organisasi Islam terbesar di Indonesia (Nahdlatul Ulama) tersebut melalui Ketua Umum nya Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan pengukuhan Habib Rizieq Syihab sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia sangat tidak berdasar. Disamping itu, Imam Besar Umat Islam Indonesia juga membingungkan jika dilihat dari segi fungsinya untuk NKRI.
Yaqut menambahkan bahwa pengkukuhan tersebut sangat mengada-ada karena menurutnya dalam Islam tak ada istilah Imam Besar. Ia juga menegaskan beberapa pengurus GP Ansor seperti di Banten dan Batam dan kepengurusan GP Ansor seluruh Indonesia dengan tegas menolak rencana pengukuhan Habib Rizieq.
” Itu sangat mengada-ada. Karena dalam Islam tidak mengenal konsep Imam Besar. Dan apa itu Imam Besar ? Imam Besar Mushola kecil itu yang ada ” ungkap Yaqut
Yaqut juga mempertanyakan kepada pihak-pihak yang telah mengukuhkan Rizieq Sihab sebagai Imam Besar, apa fungsi Imam Besar dalam Islam.
“Imam besar ini mau mengimami apa? Mengimami umat Islam, umat Islam yang mana? Umat Islam enggak merasa diimami sama dia, kan begitu,” tegasnya.
Senada dengan Yaqut, GP Ansor Manado melalui Ketua PC nya Rusli Umar juga mengungkapakan penolakanya atas pengukuhan tersebut. “Kami merasa tidak perlu ada Imam Besar di Republik ini, sehingga menolak dengan keras dan tegas berkaitan pengangkatan Habib Rizieq Syihab,” ucapnya melalui pesan singkat pada Rabu (11/1/2016)
Sementara itu, penolakan serupa juga dilakukan Majelis Ulama Indonesia Banten. “Pokoknya MUI Banten secara tegas menolak pengangkatan Imam Besar ini, kami juga menghimbau kepada umat Islam agar jangan ikut-ikutan mengakui,” jelas Ketua MUI Banten KH AM Romli.