GP Ansor selaku Banom (Badan Otonom) Nahdlatul Ulama’ dan sebagai Ormas Kepemudaan terbesar di Indonesia siap mengikuti sikap Rais Aam Syuriah PB NU KH. Ma’ruf Amin, yang memaafkan Basuki Tjahja Purnama (Ahok) atas kejadian di persidangan Dugaan Penistaan Agama pada Selasa (31/1/2016) lalu. Dalam persidangan tersebut sikap terdakwa dan kuasa hukumnya dinilai telah merendahkan Kyai Ma’ruf Amin yang hadir sebagai Saksi dalam kasus terkait.
Sikap ini ditegaskan oleh Ketua Umum GP Ansor , Yaqut Kholil Qoumas, yang disampaikan melalui pesan singkatnya kepada indeksberita.com Sabtu sore (4/2/2017). Yaqut mengatakan bahwa sebagai Badan Otonom dari PB NU,GP Ansor wajib mengikuti apa yang menjadi keputusan dari Rois Aaam Syuriah selaku yang memberikan arah gerak hukum Islam dalam tubuh NU.
“Kami memaafkan, tapi bukan melupakan. Kami harap kedepan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok-red) tidak mengulangi lagi dan lebih dapat menjaga etika. Karena apabila beliau mengulangi lagi hal serupa, tentunya kami tak akan tinggal diam,” ujar pria yang akrab dipanggil Gus Tutut tersebut
Yaqut juga menghimbau masyarakat agar menjadikan peristiwa ini sebagai sarana bagi semua komponen bangsa untuk instropeksi. Menurutnya, kejadian ini seharusnya lebih merekatkan persatuan, bukan malah menjadi celah yang mudah dimasuki oleh pihak-pihak yang menginginkan NKRI ini pecah.
GP Ansor menilai bahwa apabila sebuah persoalan yang dapat diselesaikan lantas dibesar-besarkan, itu justru akan berimbas pada persoalan lain diluar konteks permasalahan itu sendiri. Untuk itu dia meminta agar elemen semua bangsa tidak mudah terprovokasi dan lebih mendahulukan Tabayyun (konfirmasi) agar dapat mengetahui kebenaran sebuah peristiwa sebelum mengambil sikap.
Yaqut juga menambahkan, bahwa persoalan Ahok ini adalah sebuah persoalan kecil. “Untuk itu kepada masyarakat hendaknya tetap tenang. Permasalah Ahok ini adalah masalah yang kecil, tak perlu berlebihan menyikapinya,” tutur Yaqut.
Menurutnya, persoalan yang jauh lebih besar adalah tantangan bangsa ini di depan. Salah satunya adalah ancaman ideologi yang kontra terhadap Pancasila, dan pihak-pihak yang ingin mengganti NKRI dengan sistem yang mereka anut. Persoalan lain yang harus mendapat perhatian khusus, menurutnya adalah ancaman narkoba bagi generasi muda.
Seperti kita ketahui, imbas dari kejadian di persidangan tersebut sempat menjadi isu hangat nasional mengingat Kyai Ma’ruf adalah salah satu sosok yang sangat dihormati didalam maupun diluar kalangan Nahdliyin. Dan GP Ansor yang merupakan bagian dari NU, sebelum Ahok meminta maaf, juga telah mengeluarkan sikap tegas atas persoalan tersebut.