Sabtu, 23 September 23

GP Ansor Kutuk Aksi Teror Di Gereja Oikumene Samarinda

Aksi teror berupa peledakan Bom yang terjadi di depan Gereja Oikumene Jln.Cipto Mangunkusumo, Samarinda pada hari Minggu pagi (13/11), oleh sebagian besar masyarakat dianggap sebagai kebiadaban yang mengoyak rasa kemanusiaan. Aksi teror yang mengakibatkan beberapa anak-anak terluka dan satu orang balita meninggal (Olivia Intan 2.5 tahun), telah membangkitkan rasa keprihatinan dari berbagai pihak.

Perasaan tersebut diutarakan oleh Yaqut Qholil Qoumas (Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor) di Jakarta Senin (14/11). Selain mengoyak rasa kemanusiaan, bagi GP Ansor tindakan itu juga telah mengganggu persaudaraan kita dalam NKRI.

“Bagi GP Ansor, NKRI dan Pancasila itu sudah final, termasuk didalamnya menjaga keharmonisan ditengah kehidupan yang mejemuk, menghargai perbedaan sebagai sebuah rahmat. Dan seharusnya menganggap mereka yang bukan saudara sekeyakinan adalah saudara dalam kemanusiaan” demikian pernyataan pria yang akrab dipanggil Gus Yaqut tersebut.

Gus Yaqut mengatakan bahwa peristiwa Bom di Gereja Oikumene ini menunjukkan dangkalnya pemahaman keagamaan sebagian kecil masyarakat. Menurutnya kejadian ini kembali menodai kedamaian dan kerukunan umat beragama yang telah lama berlangsung di Indonesia.

“Ajaran Islam tidak membenarkan pengrusakan tempat ibadah, apalagi menghilangkan nyawa anak-anak yang tak berdosa,” urai Yaqut.

Untuk itu Yaqut menambahkan bahwa secara resmi GP Ansor mengutuk Aksi Teror di Gereja Oikumene Samarinda, dan menyatakan turut berlangsungkawa yang sedalam-dalamnya atas tragedi tersebuti.

“Ansor meminta agar kasus ini benar-benar diusut secara tuntas, karena pelaku peledakan Bom Samarinda ini memiliki jaringan keterkaitan dengan jaringan teroris, baik di luar maupun didalam Indonesia” pungkas Yaqut dengan nada tegas.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait