Plan International Indonesia memproduksi film pendek bertema Stop Perkawinan Anak bagi kaum remaja Indonesia. Berjudul “Suara Kirana” film bercerita tentang remaja putri yang cita-citanya kandas karena menikah saat belajar di bangku Sekolah Menengah Atas.
Suara Kirana berkisah tentang dua remaja SMA bernama Anggi dan Indra. Dalam perjalanan jurnalistik mereka berdua mencari kawan yang hilang, Kirana, ke Pantai Cisolok Sukabumi. Anggi dan Indra mendapat jawaban yang tak terduga: Kirana ternyata hilang bukan karena kejadian mistis, namun karena menikah saat masih bersekolah.
Film yang dibintangi Laras Sardi, Jourdy Pranata, dan Dhea Seto karya produksi Plan Indonesia memberi pemahaman bahwa menikah usia anak yang saat ini sedang marak di banyak wilayah berdampak buruk bagi anak perempuan Indonesia karena hal ini akan melanggengkan kemiskinan. Film ini diproduksi pada 2019 dan akan diluncurkan melalui platform YouTube minggu ini agar dapat ditonton sebagai pembelajaran bagi anak perempuan di seluruh Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan angka perkawinan anak ke-2 tertinggi di ASEAN dan ke-8 tertinggi di dunia. Pada tahun 2018, 1 dari 9 (11,21 persen) anak perempuan di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun. Bahkan 0,56 persen atau sekitar 6.838 anak perempuan di Indonesia menikah sebelum usia 15 tahun (BPS, 2019).
Pada 2019, Mahkamah Agung dan DPR menaikkan batas usia minimum menikah menjadi 19 tahun baik untuk laki-laki dan perempuan (UU 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas UU 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan). Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk menekan angka perkawinan usia anak menjadi 8,7 persen dan ditargetkan untuk tercapai pada tahun 2024.
Plan Indonesia gencar dalam mengkampanyekan #StopPerkawinanAnak sejak 2017. “Kami aktif dalam upaya advokasi hingga di tingkat desa. Selain itu, kami juga turut melibatkan kaum muda untuk menjadi pendidik sebaya dalam kampanye pencegahan perkawinan usia anak”, ungkap Budi Kurniawan selaku Yes I Do Project Manager.
“Melalui berbagai kegiatan kapasitasi, kami ingin mendorong perubahan pola pikir remaja bahwa pernikahan bukan satu-satunya jalan yang bisa diambil untuk bahagia. Kami ingin supaya mereka punya keinginan untuk mengenyam pendidikan tinggi”, katanya
Plan Indonesia menggandeng Pasar Malam Films dalam produksi film Suara Kirana. “Dalam proses produksi film ini, kami belajar banyak mengenai isu perkawinan usia anak. Kami ingin remaja di seluruh Indonesia bisa menikmati film ini dengan membawa pulang pesan bahwa perkawinan usia anak akan merugikan mereka di masa depan”, ujar Evi Cecilia, Producer Pasar Malam Films.
Film berdurasi 30 menit ini dapat ditonton secara eksklusif di kanal Plan Indonesia Official Channel (youtube.com/PlanIndonesiaOfficialChannel) pada Sabtu, 9 Mei 2020. Film Suara Kirana sangat penting untuk membuka ruang diskusi bagi remaja terkait isu perkawinan usia anak, misalnya soal keputusan menikah di usia anak dan dampak buruk yang bisa menimpa kaum muda.
Plan International adalah organisasi pengembangan masyarakat dan kemanusiaan internasional yang berfokus pada pemenuhan hak anak dan kesetaraan anak perempuan. Plan International sudah bekerja di Indonesia selama 50 tahun, tepatnya sejak 2 September 1969, berdasarkan Nota Kesepahaman dengan Pemerintah Republik Indonesia. Yayasan Plan International Indonesia sendiri telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, pada 15 Juni 2017.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.