Selasa, 28 Maret 23

Fatmawati Menjahit Bendera Pusaka, Menjahit Indonesia

Peringatan hari kemerdekaan kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Berbagai bentuk kegiatan dilakukan, dengan berbagai tujuannya pula. Seperti yang dilakukan oleh Gerak Indonesia, yang melakukan penghormatan terhadap Ibu Fatmawati, ibu negara pertama Republik Indonesia. Penghormatan itu dilakukan dalam bentuk doa bersama, sekaligus membersihkan dan merawat makam Ibu Fatmawati di TPU Karet Bivak Jakarta, Selasa (16/8/2016).

Tujuan gerak Indonesia adalah mengingatkan kembali masyarakat tentang sosok Fatmawati. Mengingatkan kembali bagaimana perannya, bukan hanya karena Fatmawati sebagai istri Soekarno, tetapi bisa disejajarkan dengan perempuan pejuang lainnya dalam sejarah kebangsaan Indonesia.

“Kebanyakan orang lupa kepada Ibu Fatmawati. Ibu Fatmawati itu perempuan tegar yang berkontribusi besar dalam menguatkan tekad Sukarno untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Ibu Fatmawati lah yang menjahit bendera Merah-Putih yang di kemudian hari menjadi Bendera Pusaka. Ide Presiden Joko Widodo untuk melakukan perarakan Bendera Pusaka dari Monumen Nasional menuju Istana Merdeka adalah sesuatu yang luar biasa. Tetapi, meletakkan penghormatan kepada Ibu Fatmawati harus disertakan, agar peran dan karakter kebangsaan yang dimilikinya tetap tercatat sebagai penguat Revolusi Mental” demikian penjelasan Emy Sulyuwati Ketua Umum Gerak Indonesia kepada indeksberita.com.

image image

Bagi Gerak Indonesia, memperingati keteladanan tokoh-tokoh kebangsaan semakin penting untuk saat ini. Terutama dengan semakin masifnya isu SARA yang mengganggu toleransi dan kerukunan umat beragama. Upaya memperingati keteladanan Fatmawati adalah upaya untuk memperkuat semangat persatuan.

“Ibu Fat yang menjahit bendera pusaka, harus disimbolkan sebagai menjahit persatuan dan semangat kebangsaan. Ini penting. Apalagi disaat semangat persaudaraan kita saat ini sedang diuji oleh isu SARA yang masif,” pungkas Emy.

“Aku memohon supaya diberi oleh Tuhan, keberanian dan melanjutkan perjuangan fi sabilillah. Aku berdoa untuk cita-cita seperti semula, yaitu cita-cita Indonesia Merdeka. Jangan sampai terbang Indonesia Merdeka.” – Ibu Fatmawati (1923-1980).

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait