Rumput Laut selain saat ini menjadi sumber perekonomian masyarakat Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, rumput laut Nunukan juga sudah menjadi komoditas ekspor, dimana ekspor rumput laut Nunukan berhasil menembus pasar Korea Selatan.
Tanaman gulma laut jenis Eucheuma cottonii tersebut saat ini telah menjadi sumber ekonomi masyarakat di wilayah yang sebagian besar berbatasan langsung dengan Sabah-Malaysia. Betapa tidak, pada saat harga Sawit terpuruk akibat kebijakan Uni Eropa yang berencana menghentikan impor sawit dari Indonesia, sementara sebagian besar petani di Nunukan adalah petani sawit, budidaya rumput laut seakan bukan hanya menjadi alternatif namun juga semacam solusi bagi masyarakat Nunukan.
Hasil budi daya rumput laut para petani di Nunukan memang terbilang sangat berkwalitas, terbukti harga jual rumput laut kering yang sekarang mencapai kisaran Rp. 19 ribu/Kg. Tak hanya itu, kepiawaian Pemerintah Kabupaten Nunukan dalam melakukan lobi-lobi pemasaran rumput laut, menjadikan budidaya tanaman yang kaya akan Vitamin B21 ini semakin menggiurkan.
Terbukti, tak hanya pemasokan secara lokal, namun rumput laut Nunukan juga siap untuk menembus pasar internasional. Sebagaimana yang terjadi pada Kamis (17/1/2012), sebanyak sebanyak 3 Kontainer dengan kapasitas 21 ton siap menuju Korea Selatan.
“Alhamdulillah, berkat kerja keras bersama-sama, hari ini rumput laut hasil budi daya para petani Nunukan akan mengawali go internasional dengan cara ekspor ke Korea Selatan,” ujarAsisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Sekretariat Kabupaten (Setkab) Nunukan, Robby Nahak kepada pewarta, Kamis (17/1/2019) di Nunukan.
Robby menjelaskan bahwa pemberangkatan kontainer yang diangkut KM Version tersebut adalah pemberangkatan awal dari total pesanan sebanyak 63 Ton. Namun menurutnya, tak menutup kemungkinan, kedepan akan ekspor tersebut akan berkesinambungan.
“CV Buana Mandiri Sejahtera sebagai eksportir mengharapkan kontinyunitas dari kerjasama ini. Sehingga kedepan akan sangat besar potensi rumput laut dari Nunukan ini untuk menguasai pasar Internasional,” imbuhnya.
Oleh karena itu Robby berharap kerjasama ini tak disia-siakan. Peningkatan kwalitas dan produktivitas harus menjadi perhatian, baik oleh para petani, Pemerintah Daerah maupun Pemangku Kepentingan (stekholder) khususnya dalam pelayanan ekspor.
“Kita harap kwalitas budi daya para petani semakin bertambah sehingga kedepan rumput laut di Nunukan ini semakin banyak dilirik oleh eksportir. Jika hal itu terjadi, maka kekuatan ekonomi yang mandiri di Perbatasan ini akan terwujud,” pungkas Robi.
Ekspor perdana ke Korea Selatan tersebut mendapat apresiasi dari hampir semua kalangan di Kabupaten Nunukan. Para petani rumput laut sendiri menyambut baik akan kerjasama yang bagi mereka diharapkan semakin terbukanya hasil budi daya mereka untuk menjadi tiang perekonomian keluarga.
Diketahui, selain pemberangkatan ke Korea Selatan, terdapat juga dalam pemberangkatan awal tersebut, 39 Konteiner dengan tujuan Surabaya dengan muatan masing-masing kontainer sebanyak 15 Ton dari total 5.850 Ton pesanan.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.