Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, mengatakan bahwa salah satu tantangan bagi DKI Jakarta adalah bagaimana menekan tingkat kesenjangan pengeluaran antara yang terkaya dan termiskin atau rasio gini.
“Tantangan ke depan bagi Jakarta adalah bagaimana jurang antara yang kaya dan miskin diperkecil,” kata Djarot dalam sambutan deklarasi kelompok relawan Dulure Djarot di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu(5/10).
Data terakhir yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Jakarta merupakan provinsi dengan rasio gini tertinggi keempat se-Indonesia, sebesar 0,411, yang berada di atas rata-rata rasio gini nasional sebesar 0,397.
Djarot menekankan bahwa rasio gini harus bisa diturunkan sekecil mungkin.
Djarot mengatakan, pihaknya berencana menjalankan sejumlah program pembangunan untuk menekan rasio gini di Jakarta.
“Caranya, yaitu dengan memberi akses mudah kepada pengusaha mikro, kecil dan menengah serta memberdayakan pasar tradisional. Lewat pembangunan pusat perkulakan besar akan membantu menghidupi pasar tradisional,” katanya.
“Selain itu dengan memberi kredit rendah kepada pengusaha kecil dan menyediakan PKL tempat yang kayak, dengan ini rasio gini akan semakin pendek. Dengan itu semua kita bisa berkontribusi positif kepada warga Jakarta,” ujarnya menambahkan.
Djarot juga bercita-cita mengembalikan derajat Jakarta sebagai Ibu Kota Negara sekaligus mensejajarkan dengan kota-kota besar lain di dunia lewat peningkatan indeks pembangunan manusia, yang saat ini berada di tingkat 78,99.
Seperti diketahui, pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, Djarot berpasangan dengan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).