Belakangan muncul isu yang beredar menyatakan calon gubernur (cagub) DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akan mundur sebagai cagub DKI karena ditunjuk menjadi Duta Besar oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), dibantah oleh calon wakil gubernur (cawagub) DKI, Djarot Saiful Hidayat.
“Itu hoax. Itu enggak benar. Saya belum mendengar kabar itu dan enggak ada niatan seperti itu,” kata Djarot seusai blusukan di Pasar Burung Pramuka, Jalan Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (4/11).
Kendati demikian, ia tidak ingin mempermasalahkan oknum yang menyebarluaskan pesan pendek ke awak media. Justru, kondisi ini menjadi kesempatan bagi ia dan Ahok untuk terus meningkatkan upaya menerapkan demokrasi di DKI Jakarta.
Ia meminta semua pihak, terutama warga Jakarta tidak terpengaruh dengan adanya berita-berita hoaks tersebut. Di sinilah bangsa Indonesia benar-benar diuji prinsip demokrasi, yang menjunjung tinggi perbedaan untuk negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Justru inilah kesempatan bagi kita semua bangsa Indonesia untuk benar-benar diuji demokrasinya. Bisa enggak kita menjadi orang Indonesia yang seutuhnya, yang betul-betul bisa memahami bahwa kita heterogen,” ujarnya.
Menurutnya, semua orang tidak bisa menentukan ras, suku, dan agama saat dilahirkan. Karena semuanya itu yang menentukan adalah Tuhan yang tidak bisa ditolak manusia.
Ia juga mengimbau agama tidak dikaitkan dengan dunia politik atau pemilihan kepala daerah karena urusan agama berbeda dengan urusan politik.
“Saya sampaikan, bahwa saya oleh Tuhan ditakdirkan lahir sebagai orang Jawa beragama Islam. Pak Ahok ditakdirkan oleh Tuhan, orang Belitung, Tionghoa, yang beragama Kristen. Itu kan suatu kodrat bagi kita semua. Dan kita sudah bersumpah bawa kita menyatu. Jadi janganlah ini dikaitkan dengan urusan Pilkada. Kan beda. Demo 4 November dan Pilkada beda kadarnya,” terang mantan Wali Kota Blitar ini.