Gelombang aksi massa dengan mengusung isu penistaan agama yang marak belakangan ini di Jakarta pra hari pencoblosan Pilgub DKI Jakarta, dinilai anggota DPR RI Diah Pitaloka bukan jadi ancaman Pancasila.
Sebab, hal itu malah berdampak positip, melatarbelakangi munculnya kalangan rasional untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan membumikan Pancasila.
“Dinamika dalam soal kebangsaan itu sangat bagus. Karena, ada dialektika ideologi kebangsaan. Semua orang dibanyak tempat akhirnya menggali, mendiskusikan dan merefleksikan Pancasila,” tukas anggota DPR RI asal Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Bogor dan Cianjur. Pernyataannya tersebut dikeluarkan dalam acara diskusi dan sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Hotel Savero, Kota Bogor, baru-baru ini.
Diah menyebut, rangkaian unjuk rasa 411 dan 212 yang digalang Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) merupakan warna dalam demokrasi. Menurutnya, maraknya demo massa kolosal itu menjadi tantangan generasi. Dan, hal ini bukan pertama kali disepanjang sejarah kebangsaan Indonesia.
“Sehinga, generasi saat ini tertantang untuk menjawabnya dengan Pancasila. Publik juga tahu fenomena ini karena pilkada. Dan, buktinya, Pilkada DKI Jakarta berjalan baik dan damai. Narasi itu pun juga mulai surut. Pada akhirnya, publik lah yang menjawab (red. melalui hasil Pilgub DKI Jakarta dengan kemenangan pasangan calon Basuki Tjahaya Purnama dan Djarot Saiful Hidayat),” ujarnya.
Masih menurut politisi wanita PDI Perjuangan, maraknya aksi massa kolosal di Jakarta semasa pra Pilgub DKI Jakarta lalu berdampak munculnya keinginan memperkuat filosofi bangsa.
“Itu bukan jadi ancaman (red. soal demo isu penistaan agama), tapi tantangan. Semua orang tertantang untuk menggali kembali pancasila lebih mendalam. Dan ini bukan ancaman kebangsaan. Soal narasi adanya ideologi lain, setiap bangsa mengalami,” lanjutnya.
Dikatakan oleh Diah, Pancasila harus dibumikan. Falsafah kebangsaan harus menjadi dasar pendidikan dan juga perlu disampaikan hingga di kalangan pondok pesantren. Dan sosialisasi Pancasila sebagai bagian utama dari 4 Pilar Kebangsaan harus terus dilakukan.
“Membumikan Pancasila di kalangan pondok pesantren, perlu. Belum lama ini saya juga menyampaikan sosialisasi 4 pilar di pesantren Cianjur. Pendidikan formal dan informal, falsafah bangsa harus menjadi dasar. Pancasila tidak membenturkan nilai agama. Tapi, menyarikan nilai-nilai agama dan kultur nilai religiusitas kehidupan bangsa. Tantangannya, tinggal bagaimana kita menjawab dengan Pancasila,” tuntasnya.