Demo Pelemahan Rupiah, GMNI USU : PEMA Ilegal

0
519
Sarinah Marselina, Komisaris GMNI FIB USU (dokumen)

Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang tergabung dalam wadah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Fakultas Ilmu Budaya USU mulai gerah melihat gelagat yang dilakukan oleh Pemerintahan Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (PEMA USU). Kegerahan GMNI USU ini muncul pasca aksi yang mengatasnamakan PEMA USU, yang dimulai dari sekretariat Pema USU ke kantor DPRD Sumut dan Bank Indonesia, Senin lalu.

GMNI FIB USU menilai mahasiswa boleh saja menyampaikan aspirasi, tapi jangan bawa-bawa PEMA USU. Apalagi GMNI FIB USU melihat bahwa aksi tetsebut tidak dikordinasikan dengan PEMA Fakultas di seliruh USU.

“Ini apa Pema USU sudah koordinasi dengan PEMA Fakultas se-USU, sudah dikomunikasikan dan dikonsolidasikan dengan seluruh organisasi intra dan ekstra di USU? Jangan bergerak sendiri-sendiri dan main aksi-aksi saja. Urus saja dulu rumah sendiri.” pungkas Sarinah Marselina selaku Komisaris GMNI FIB.

Hal ini disampaikan karena periode kepengurusan PEMA USU sudah habis sejak bulan Juli 2018 lalu. “Ini Pemiranya (Pemilihan Umum Raya) kapan, jangan kita terbiasa terlambat-terlambat. Dari mahasiswa saja kita sudah tidak disiplin, padahal kita adalah calon pemimpin di bangsa ini kelak. Tradisi tidak disiplin PEMA sebelumnya jangan diikuti,” tambahnya.

GMNI FIB tetap mengapresiasi mahasiswa dari berbagai elemen yang tetap ingin menyuarakan pendapatnya kepada Pemerintah untuk kemajuan bangsa. GMNI menilai sudah tugas dari mahasiswa mengontrol jalannya pemerintah dan menyikapi kebijakan-kebijakan negara.

“Selama untuk kesejahteraan rakyat, mari aksi berunjuk rasa, kami pikir itu baik. Tapi untuk PEMA USU kami peringatkan sekali lagi, rumah juga harus dibenahi, jangan eksis keluar sementara masa jabatan PEMA sudah habis melahan aksi memprotes Presiden Jokowi karena pelemahan rupiah. Jangan membawa – bawa nama PEMA karena masa jabatan pengurus sudah selesai. Mereka ilegal,” ungkap Marselina

Marselina juga menyorot peran PEMA USU selama ini, dimulai dari dua kali penerimaan mahasiswa baru yang menjauhkan mahasiswa baru dengan seniornya, hingga program kerja PEMA USU yang tidak pernah jelas.

“Harus transparan dalam mengelola anggaran agar mahasiswa dihargai sebagai agen perubahan sosial.” kata Marselina.