Debat Kandidat Gubernur Sumatera Utara, Djarot Singgung Pemeriksaan Musa Rajek Shah oleh KPK

0
139

Debat kandidat putaran ke – 3  calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara (Sumut) 2018 – 2023 di salah satu hotel di Medan, Selasa malam 19 Juni 2018. Debat kandidat Gubernur Sumatera Utara kali ini mengusung tema penegakan hukum dan hak asasi manusia, menjadi ajang pembuktian komitmen pemberantasan korupsi dari para kontestan.

Provinsi Sumut yang pernah disebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai provinsi terkorup menjadi tantangan bagi gubernur. “Saya menitipkan Sumut menjadi provinsi dengan tata kelola keuangan yang transparan.”  kata mantan gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, saat diminta tanggapannya, Selasa 19 Juni 2018.

Kandidat gubernur nomor 1 Edy Rahmayadi menilai kasus yang melibatkan dua gubernur Sumut terjerat korupsi Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho adalah masa lalu. “Itu masa lalu.Tidak perlu diingat. Jadi pejabat tidak boleh rakus dan menghalalkan segala cara,” kata Edy saat menjawab pertanyaan Djarot tentang tata kelola pemerintahan yang transparan.

Djarot juga menyinggung pemeriksaan yang dilakukan KPK kepada calon wakil gubernur Sumut Musa Rajek Shah. “Bagaimana Pak Musa menerapkan  tata kelola pemerintahan yang transparan pernah diperiksa KPK karena kasus yang juga menjerat anggota DPRD Sumut dalam kaitan korupsi Gatot (Gatot Pujo Nugroho – Gubernur Sumut,” kata Djarot kepada Musa.

Dalam kesempatan tersebur, Djarot menentang cara pengelolaan keuangan Provinsi Sumut pada masa.Gatot. Ia menyoroti pengelolaan dana bantuan sosial (Bansos) dan pengusaha yang meminjamkan uangnya kepada gubernur.

“Ada dana bantuan sosial yang dimainkan. Ada pula pihak swasta meminjamkan uang kepada gubermur. Tentu itu salah dan jadi perhatian KPK,” tutur Djarot.

Alih-alih menjelaskan pemeriksaan KPK, Musa Rajek Shah menyebut Djarot tidak memahami masalah. “Pak Djarot ini baru punya KTP Sumut (Medan). Jadi belum banyak tahu.” kata Musa.

Adapun Edy menyoroti perizinan dan keamanan. “Saya heran kenapa banyak sekali retorika. Orang Sumut tak perlu banyak ‘ulok’ (ular),” kata Edy. Tidak jelas maksud pernyataan Edy ditujukan kepada siapa.

Debat ke – 3 ini berlangsung seru. Pendukung kedua kandidat saling melempar lagu penyemangat. “Kami yakin Pilkada Sumut jauh dari isu sentimen suku dan agama yang selalu dihembuskan setiap Pilkada.” kata Mahmud Arifin salah satu pendukung Edy Rahmayadi