BOGOR – Kota Bogor sepertinya bukan surga bagi sektor industri. Hal itu terbukti dengan banyaknya pabrik yang gulung tikar karena tidak berkemampuan menggaji pekerjanya. Dampaknya, lahirlah ribuan pengangguran. ”Ya, dari catatan kami, 30 tahun terakhir sektor industri di Kota Bogor mati tidak berkembang. Terakhir kali, pabrik yang ada di Kota Bogor ada di tahun 1985,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Sosial dan Transmigrasi (Disnakersostrans) Kota Bogor, Anas S Rasmana kepada indeksberita.com, Kamis (12/5/2016).
Sebagai gantinya, lanjutnya, bidang jasa belakangan makin menggeliat. “Ada sekitar lima rumah sakit baru, 15 hotel baru, dan 30 restoran baru dilingkungan Kota Bogor,” tuturnya.
Alasan itu sebut Anas yang melatarbelakangi Disnakersostrans mengoptimalkan Balai Latihan kerja (BLK) untuk mengatasi pengangguran. “Kami berusaha mempersiapkan para warga yang belum mendapat pekerjaan melalui BLK dengan mengandalkan pelatihan di sektor jasa. Diperkirakan ada empat persen umlah penduduk Kota Bogor yang belum mempunyai pekerjaan. Lebih kurang ada 17 ribu orang yang berstatus pengangguran,” urainya.
Lebih lanjut ia mengatakan, BLK dibawah naungan Disnakersostrans Kota Bogor saat ini tengah menyiapkan para pencari kerja (pencaker) untuk mendapakan pelatihan di bidang jasa. Pelatihan tersebut mulai dari bidang komputer, kuliner, otomotif, kecantikan, dan tata busana.
“Pelatihan di BLK sebanyak 280 orang dan melakukan pelatihan selama 37 hari. Satu bulan pelatihan keahlian di bidang jasa, tujuh hari mereka belajar bahasa Inggris. Kemudian, dimagangkan selama empat bulan,” jelas Anas.
Kepala Disnakersostrans Kota Bogor tersebut berharap upaya pembelakalan pelatihan ketrampilan itu mampu menekan angka pengangguran di Kota Bogor.
“Tugas pemerintah daerah menyiapkan tenaga kerja yang diperlukan oleh dunia kerja. Kota Bogor adalah kota jasa. Karena itu, tenaga kerja yang kita siapkan bergerak di bidang jasa,” tuntasnya. (eko)