Kali Wonorejo tercemar kembali oleh limbah yang diduga berasal dari pemukiman di kawasan Rungkut dan Tenggilis. Ini terjadi Sabtu (11/2/2017). Limbah yang mirip diterjen itu, kata aktivis lingkungan Nol Sampah, Hermawan Some, diduga saat mesin pompa air dioperasikan.
“Salju deterjen di Sungai Wonerejo ini indikator yang menguatkan saat pompa air dihidupkan. Ini bukti bahwa kali di Surabaya sudah banyak tercemar limbah,” kata Wawan, panggilan untuk Hermawan Some.
Menurut Wawan, peristiwa ini jika dibiarkan akan mengganggu ekosistem kali. “Dampaknya tentu terhadap ikan akan mengalami gangguan pada hormon,“ ujar Wawan.
Sebelumnya, ketika pompa di Rumah Pompa Wonorejo II belum dinyalakan, air Kali Wonorejo yang berwarna coklat tampak bersih, tidak ada sampah di permukaan. Namun, ketika pompa dinyalakan, busa berwarna putih segera memenuhi permukaan sungai.
Munculnya diterjen di sepanjang Kali Wonorejo ini, sudah terjadi di tahun 2015. Pemerintah Kota Surabaya, melalui Badan Lingkungan Hidup, sudah melakukan pemeriksaan. Sepertinya tanpa ada tindak lanjut penanganan. Tahun 2016 busa diterjen tebal tersebut kembali mengaliri Kali Wonorejo. Pada awal 2017 ini, sepanjang Kali Wonorejo kembali dipenuhi busa tebal diterjen.
“Pemukiman di Rungkut dan Tenggilis membuang limbah cuci mandi tanpa diolah dan masuk ke Kali Wonorejo ini. Ini juga selanjutnya dapat menyebabkan sungai dangkal karena enceng gondok dan alga mati,“ jelas Wawan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), Prigi Arisandi mengatakan, Pemerintah Kota Surabaya harus tegas dalam menyelesaikan persoalan ini. Selain rumah tangga, sektor industri juga diduga ikut menyumbang limbah ke sungai. Pemerintah Kota Surabaya harus mencari sumber pencemaran dan menindaknya. “Solusi harus menyeluruh dari hulu ke hilir, tidak hanya selesai dengan membangun IPAL,” kata Prigi.
Menurut Prigi, limbah domestik jelas membahayakan populasi ikan di sungai dan mematikan mangrove. Berdasarkan penelitian Ecoton, ikan di sungai di Surabaya dapat berubah kelamin akibat pencemaran itu. Sementara anakan tanaman mangrove dapat mati.
Perlu diketahui, Kali Wonorejo adalah sungai di kawasan Pantai Timur Surabaya. Sungai itu melewati kawasan permukiman dan industri. Di sekitar muara, air sungai melintasi kawasan hutan mangrove dan area tambak. Di dekat Rumah Pompa Wonorejo II juga terdapat obyek wisata Mangrove Wonorejo yang menjadi kawasan konservasi.