Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dikabarkan mengirimkan pesan singkat bernada marah kepada Menlu Australia Marise Payne. Kemarahan Menlu RI kepada Australia tersebut, karena Australia berencana untuk merelokasi kedutaan besarnya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pesan kemarahan Retno di unggah oleh akun Twitter yang terverifikasi 7 News Sydney pada Rabu (17/10/2018) Pukul 15:27 WIB. Menurut Stasiun Televisi Lokal Autralia itu, pesan kemarahan Retno pada Senin (15/10/2018) malam, telah beredar di kalangan anggota kabinet Perdana Menteri Scott Morrison.
Dalam pesan singkatnya yang berbahasa Inggris kepada Marise Payne, Retno mengecam pertimbangan pemindahan kantor kedutaannya ke Yerusallem yang dilakukan Canberra dengan menyebut bahwa rencana itu seperti menampar wajah Indonesia.
“Ini akan menampar wajah Indonesia dalam isu Palestina. Ini bisa mempengaruhi hubungan bilateral (RI-Australia).” demikian kutipan dari sebagian pesan Retno kepada Payne yang dimuat 7 News Sydney.
Sebelumnya, sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (16/10/2018),  Perdana Menteri Scott Morrison mengungkapkan bahwa Australia tengah mempertimbangkan untuk merelokasi kantor kedutaan besar Australia untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Morrison menyebut, pertimbangan negaranya untuk pemindahan kantor kedutaan besarnya untuk Israel ke Tel Aviv karena proses perdamaian antara Israel dan Palestina tak kunjung usai, dengan salah satu isu utama perebutan Yerusalem sebagai ibu kota.
“Kami mendukung solusi dua negara, tapi sayangnya itu tak berjalan dengan baik, tak begitu banyak perkembangan, dan kalian tidak bisa melakukan hal yang sama terus menerus tapi mengharapkan hasil berbeda,” ujar Morrison seperti dilansir dari AFP.
Terkait berdarnya pesan kemarahan Menlu RI tersebut, hingga berita ini diturunkan baik Kemenlu RI melalui juru bicaranya Arrmanatha Nasir maupun Menteri Retno sendiri belum bersedia memberi tanggapan. Namun diketahui bahwa hari ini Rabu (17/10/2018) Menteri Retno memanggil Dubes Australia untuk RI,
Gary Quinlan ke Kantornya.