Selasa, 5 Desember 23

BBM Turun, Harga Sembako dan Tarip Angkot Ogah Melorot

BOGOR – Meski harga Bahan bakar Minyak (BBM) sejak 1 April lalu sudah turun. Namun, pantauan indeksberita.com, Jumat (22/4/2016) harga bahan pangan di Kota Bogor masih relatif tinggi di sejumlah pasar tradisional, terutama untuk beras, daging, dan beberapa jenis sayuran. Tak pelak kondisi ini menjadi keluhan masyarakat.

“BBM turun tapi sampai saat ini harga sembako masih saja tidak ikut turun. Mahal. Padahal, kalau BBM naik saja, pasti langsung ikut naik,” kesal ibu rumah tangga, Lusi Rosmayanti (45).

Penurunan BBM saat ini disebutnya tidak membawa dampak kepada publik di Kota Bogor. Sebab, angkutan umum di Kota Bogor pun menolak menurunkan tarip.

“Dalih para sopir angkot karena Sistem Satu Arah (SSA) yang membuat rute mereka tambah jauh. Malah, anak saya sering dinaikan tarip dari angka wajar dengan harus membayar Rp4000 saat pulang sekolah menggunakan angkot trayek 09,” cetusnya.

Di Pasar Jambu Dua, harga beras masih terbilang tinggi yakni di atas Rp 9.000 per kilogram. Demikian juga dengan harga daging ayam dan sapi. Pengmatan media online ini, harga daging ayam masih di angka Rp 35.000-Rp 36.000, sedangkan harga daging sapi masih di atas Rp 110.000 per kilogram.

Bahkan, harga sayuran rata-rata naik sekitar Rp 2.000 per kilogram, kecuali tomat yang melonjak dari Rp 7.000 menjadi Rp 15.000 per kilogram. Hanya harga telur yang terus turun hingga di angka Rp 18.000 hingga Rp 19.000 per kilogram.

Sementara, harga cabai masih di atas Rp 30.000 per kilogram demikian juga dengan bawang merah yang masih di atas Rp 35.000 per kilogram. Saat diminrtai komentarnya, para pedagang mengatakan, penurunan harga BBM memang tidak menurunkan harga bahan pangan.

“Kalau BBM naik, sudah pasti langsung ikut naik. Tapi kalau BBM turun, harga sembako sulit ikut turun. Itu yang terjadi dari sananya. Nah, kalau kita pedagang mau jual lebih murah, malahbisa tekor,” tutur salah seorang pedagang sayuran Pasar Jambu Dua, Asep.

Pada bagian lain, salah seorang pengemudi angkot trayek 07 Jambu Dua-Merdeka, Anwar mengakui tidak menurunkan tarip. Dikatakannya, sikap itu juga diberlakukan pengemudi angkot lain lintas trayek di Kota bogor.

“Bagaimana kita mau menurunkan tarip kalau rute angkot setelah SSA dipermanenkan malah menjadi jauh. Kita bisa malah rugi,” tutup Anwar. (eko)

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait