Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, dan dengan heterogenitas penduduknya yang terdiri dari berbagai etnis dan agama,tentu tantangan untuk Kabupaten Nunukan dalam menjaga keharmonisan akan sangat berat. Menjaga keharmonisan dalam kebhinekaan, akan sulit tercapai tanpa peran serta semua lapisan masyarakatnya.
Hal ini yang memotivasi Komunitas Biker Nunukan yang tergabung dalam Nunukan Cycling Community (NCC), untuk bekerjasama dengan Polsek Kawasan Pelabuhan Tunontaka serta anggota Pramuka, mempererat silaturahim antar umat beragama di Kota Nunukan, dengan menggelar Bakti Sosial berupa Pembersihan dan Pengecatan Tempat Ibadah di Masjid Panti Asuhan Ruhama, Pemberian Bantuan Cat di Gereja Sei Sembilan dan Pembersihan Vihara San Sen Kong pada Minggu (26/2/2017).
Pembina Biker Nunukan, Andi Mutamir menuturkan bahwa kegiatan mereka adalah untuk memupuk kepedulian terhadap anggota NCC, sekaligus sebagai edukasi kepada masyarakat tentang betapa pentingnya memelihara toleransi di tengah kebhinekaan kehidupan khususnya di Kabupaten Nunukan.
“Kita menyadari bahwa aksi ini mungkin tidak seberapa dibanding dengan aksi teman-teman di kota besar lainya. Tapi kami ingin menunjukan pada siapapun bahwa beginilah kondisi kami di Nunukan. Ditengah nuansa perbedaan, kami tetap saling asah,asih dan asuh serta terpanggil membantu tanpa diminta oleh siapa dan apapun latar belakangnya ,” tutur Andi.
Andi Mutamir berharap agar  aksi mereka tersebut bukan hanya bermanfaat untuk pihak terkait, namun lebih luas dia berharap dapat menjadi pesan moral buat masyarakat luas. Pesan moral merawat kebhinekaan ini penting, karena menurutnya intervensi asing dalam mengoyak sendi-sendi keberagaman di Indonesia ahir-ahir ini semakin agresif. Dan menurut Andi, apabila bangsa ini tidak segera bersikap mempererat persatuan dan kesatuan secara nasional, Indonesia akan bernasib sama seperti Iraq, Yaman, Syuriah dan negeri-negeri konflik lainya.
“Lihat saja sekarang bagaimana pihak-pihak yang menginginkan kita bercerai-berai sedemikian gencar melakukan propagandanya. Dan ini jika tidak dimulai dari diri kita untuk berbenah, baik cara menahan diri maupun cara menyerap informasi, maka usaha mereka untuk menghancurkan NKRI tinggal menunggu waktu,” ujar pria yang juga anggota DPRD Kabupaten Nunukan tersebut dengan nada serius.
Menyikapi dinamika ahir-ahir ini yang terjadi di kota-kota besar khususnya DKI Jakarta, Andi Mutamir sekali lagi menegaskan bahwa kejadian-kejadian di Jakarta tak kan berpengaruh di Nunukan. Namun Andi kembali mengingatkan bahwa sebagai masyarakat perbatasan, tentu tantangan bukan hanya pada satu masalah saja namun ancaman terhadap masuknya Narkoba dan barang-barang terlarang lainya sangat perlu diwaspadai.
“Nunukan ini boleh dibilang pintu masuk, baik itu budaya yang mencakup ideologi maupun fisik, yang berupa barang-barang ilegal dan Narkoba. Untuk itu saya mengajak kepada semua komponen bangsa khususnya yang tinggal di daerah Perbatasan, mari kita bentengi Negeri ini dengan akhlak-akhlak yang berkepribadian Nusantara, agar negara kita kokoh baik dari segi manapun,” pungkasnya.
Menurut rencana, Komunitas Sepeda yang terdiri dari puluhan aktivis dari berbagai latar belakang ini dalam waktu dekat akan menggelar event serupa di Pulau Sebatik. Dan tidak tertutup kemungkinan mereka akan mengadakan aksi-aksi sosial secara berkelanjutan di wilayah Pedalaman Calon Pemekaran DOB Kabudaya Perbatasan.