Mojokerto – Kepala Badan Penanggulangan Bencama Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini mengatakan, hujan deras mulai Senin, 20 Februari 2017, membuat debit Sungai Sadar Mojokerto meninggi. Ada beberapa tanggul yang jebol. Akibatnya banyak wilayah desa terendam banjir setinggi 50 sentimeter.
“Ada empat titik tanggul Sungai Sadar jebol. Wilayah desa yang tergenangi banjir ada tujuh. Tujuh desa berada di tiga kecamatan Mojoanyar, Puri, dan Pungging. “ kata Muhammad Zaini, Selasa, (21/2/2017)
Ia menjelaskan, banjir paling parah terjadi di Desa Jabon Tegal, Kecamatan Pungging. Karena di tempat ini diameter jebolnya tanggul kurang lebih 15 meter. Sedangkan di desa Salen, Kecamatan Bangsal selebar lima meter.
“Berbeda dengan di Desa Gebangmalang dan Kewedan Kembar, Kecamatan Mojoanyar yang memiliki diameter cukup kecil tiga meter. Jadi banjir tidak seberapa, “ jelas Zaini.
Tujuh desa yang terendam banjir Desa Gebangmalang, Wunut, Kenanten, Jabon Tegal, Sumberjati, Gayaman, dan Kepuh Anyar. Hingga pukul 12.00 WIB banjir masih meninggi. Banyak warga yang mengungsi.
“Ini merupakan banjir yang sangat parah, karena debit yang tidak bisa menampung volume air Sungai Sadar, akhirnya meluber ke pemukiman rumah warga. Sekarang banjirnya mulai surut, kalau kemarin sampai satu meter,” ujar Zaini.
Dalam catatan BPBD Kabupaten Mojokerto, sedikitnya 700 rumah warga terendam banjir. Kondisi paling parah ada di Desa Gebangmalang.
“Ada 200 rumah warga yang tergenang air tinggi, sehingga mengharuskan dilakukan evakuasi dengan perahu karet, “ imbuh Zaini.
Mengenai bantuan BPBD Mojokerto sudah ada tindak lanjut, yaitu berbentuk posko dan sembako.
“Ada bantuan sembako dan makanan untuk warga. Untuk evakuasi warga, kami menyediakan posko yang terpusatkan di Balai Desa. Dan setiap harinya kami juga menyediakan makan dari dapur umum sebanyak 1.000 bungkus,” tandas Zaini.
Akibat banjir pula banyak sekolah diliburkan. Tercatat dalam data Dinas Pendidikan Kota Mojokerto, ada enam sekolah terpaksa diliburkan yang meliputi empat SDN dan dua SMP.
SDN Gunung Gedangan I, SDN Kedundung III, SDN Meri I dan SDN Meri II di Kecamatan Kranggan.
Sementara untuk SMP ada di SMP Negeri 4 dan SMP Negeri 5 ada di Kecamatan Magersari.
“Dari laporan yang kami dapat dari pihak kepala sekolah, ada enam sekolah yang terendam banjir. Jadi pihak sekolah terpaksa meliburkannya,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Mojokerto, Novi Raharjo.
Libur dilakukan, lanjut Novi, karena adanya penutupan jalan akibat banjir luapan Sungai Sadar.
“Kalau SMP 5 karena ada penutupan jalan karena banjir tinggi di sisi wilayah selatan yang berbatasan langsung, untuk di empat SD karena dampak dari luapan air sungai yang debit volume airnya semakin tinggi,” jelas Novi.
Sedangkan untuk kawasan Wates banjir memang telah masuk di pemukiman namun, hingga saat ini masih belum ada pemberitahuan terkait sekolah yang terdampak banjir hingga menghentikan aktivitas belajar mengajar.
“Kami sudah menyampaikan kepada para kepala sekolah untuk segera mengambil tindakan jika sekolah mereka terendam banjir. Tapi sejauh ini, baru enam sekolah yang melaporkan. Meskipun libur, guru-guru saat ini sedang mengamankan barang-barang berharga supaya tidak basah dan rusak,” terang Novi Raharjo.