Sebagaimana diperkirakan sebelumnya, Antonio Guterres yang sebelumnya diunggulkan akhirnya benar-benar menjadi sebagai Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang baru, menggatikan Sekjen PBB sebelumnya asal Korea Selatan Ban Ki-moon.
Itulah hasil sidang Majelis Umum PBB pada Kamis (13/10. Sebanyak 193 negara anggota PBB secara aklamasi mengesahkan resolusi penunjukkan mantan Perdana Menteri Portugal itu sebagai Sekretaris Jenderal selama lima tahun, terhitung mulai 1 Januari 2017.
Politikus sosialis yang menjabat sebagai kepala urusan pengungsi PBB selama satu dekade itu, diharapkan memainkan peran yang lebih menonjol sebagai pemimpin diplomat dunia dibandingkan Ban Ki-moon yang telah menjabat selama dua periode.
Gutteres memperoleh dukungan dengan suara bulat dari Dewan Keamanan PBB dalam pemungutan suara pekan lalu. Itu adalah akhir dari kampanye paling transparan di PBB untuk mengisi jabatan tersebut.
Guterres (67 tahun) berjanji menggencarkan pemenuhan hak-hak asasi manusia dan mereformasi sistem PBB yang dianggap terlalu lambat dalam merespons berbagai bencana.
Penunjukannya dilakukan di tengah kekhawatiran global mengenai perang Suriah, krisis pengungsi, dan amukan konflik di Sudan Selatan dan Yaman.
Dewan Keamanan menghadapi jalan buntu dalam upaya menyelesaikan konflik Suriah setelah dua rancangan resolusi terjegal dalam dua pemungutan suara terpisah selama akhir pekan, salah satunya diveto oleh Rusia, demikian Antara.