Aktivis Perempuan: Pemerintah Wajib Lindungi Anak Korban Bencana

0
96
Aktifis Pemerhati Anak dan Perempuan yang juga Bendahara Almisbat Nunukan Andi Suryani, meminta pemerintah mewaspadai perdagangan anak korban bencana (Edy Santry)

Berbagai persoalan selalu terjadi pasca sebuah bencana melanda yang menyisakan duka bagi para korban, karena kehilangan rumah dan harta benda, juga anggota keluarga. Mereka, anak – anak korban bencana yang kehilangan orang tuanya, harus mendapat perhatian khusus agar jangan menjadi korban sindikat perdagangan anak.

Seperti yang terjadi saat ini, setelah terjadi gempa di Donggala, Sigi, Palu dan sekitarnya pada Minggu (30/10/2018) lalu, marak beredar pesan-pesan melalui group aplikasi atau di media sosial yang menawarkan anak-anak korban gempa untuk diadopsi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran yang besar dari berbagai pihak.

Aktifis Pemerhati Perempuan dan Anak, Andi Suryani menilai keadaan ini sebagai sebuah hal yang sangat memprihatinkan. Dan aktifis yang juga Bendahara Aliansi Masyarakat Sipil untuk Indonesia Hebat (ALMISBAT) Kabupaten Nunukan ini meminta agar Pemerintah cepat tanggap dengan persoalan ini.”

Benar atau tidaknya pesan-pesan yang menawarkan anak-anak korban bencana untuk diadopsi itu menurut saya adalah sebuah hal yang sangat menakutkan dan memprihatinkan,” ujar wanita yang akrab dipanggil Yani itu disela-sela Aksi Pengalangan Dana untuk Bencana Sul-Teng di Nunukan, Jumat (5/10/2018).

Praktik-praktik adopsi seperti itu menurut Yani tidak bisa dibiarkan. Pasalnya, selain untuk menjaga anak-anak agar tak jatuh ke pihak orang-orang yang tak bertanggung jawab, juga apabila hal tersebut tak dihentikan, akan menjadi pintu masuk bagi para pelaku perdagangan orang.

Untuk itu Yani meminta kepada Pemerintah agar terus memantau kondisi anak-anak korban bencana tersebut melalui sebuah sistem yang dapat menjaga kelangsungan pendidikan,kenyamanan dan yang terpenting upaya-upaya yang mampu menghilangkan trauma bencana pada diri anak-anak itu.

“Pemerintah harus mengumpulkan anak-anak itu dan memfasilitasi mereka dalam hal pendidikan, kenyamanan dan yang terpenting, jangan biarkan orang asing mengadopsi mereka. Karena mereka adalah pewaris-pewaris negeri ini,” tandas Politisi PPP itu.

Yani juga mengecam pihak-pihak yang menjadikan sebuah bencana sebagai jalan untuk misi kepentingan pribadi. Aksi penjarahan dengan memanfaatkan momentum musibah, menurutnya adalah sebuah tindakan bar-bar yang sangat bertentangan dengan etika dan adab ketimuran.

“Kalau hanya sekedar makanan,minuman dan pakaian, dalam kondisi seperti itu kita bisa memaklumi karena terkait urusan perut. Tapi jika sudah pada pengambilan barang-barang seperti ATM,Emas,alat-alat elektronik hingga bahan bangunan, menurut saya itu sama saja dengan aksi Perampokan. Dan kita harap pihak Kepolisian dapat menindak tegas aksi-aksi seperti itu,” pungkas Aktifis dibawah payung Relawan yang terkenal dekat dengan Presiden Joko Widodo tersebut.