Aksi kita adalah Indonesia yang diikuti oleh ratusan ribu peserta, pada hari Minggu (4/12/2016) berjalan meriah. Kostum yang dikenakan peserta yang beragam, warna warni, tidak diseragamkan, sesuai dengan selera para peserta, atau identitas kelompok yang mengikuti acara ini. Dan ini justru secara tidak sengaja menyimbolkan tentang Indonesia yang beragam.
Syaful Afriadi, salah seorang yang terlibat di cara ini, menyatakan datang dari Bogor. Dia datang bersama dengan 90 orang teman-temannya, bertujuan untuk menunjukan semangatnya mempertahankan kebhinekaan dalam bingkai NKRI.
“Kita ikut karena kita ingin menunjukkan semangat kebhinnekaan dalam Bingkai NKRI. Kita tunjukan bahwa kita punya semangat yang sama untuk menjaga persatuan dan kesatuan” kata Syaiful.
Banyak yang mencurigai, bahwa Aksi Kita Indonesia adalah aksi tandingan atas aksi 212 yang diadakan pada hari Jumat lalu (2/12/2016). Bahkan ada pula yang menyebut aksi ini sebagai bentuk aksi bela Ahok. Tapi hal tersebut dibantah oleh Panel Barus, salah satu panitia dan penggagas acara ini. Menurutnya, ini merupakan aksi yang tumbuh dari rasa cinta Indonesia. Cinta pada NKRI yang dibangun dari keberagaman masyarakat.
“Acara ini bentuk kecintaan kita pada Indonesia, bukan untuk kepentingan lainnya. Acara yang menunjukan bahwa kita cinta pada pada keberagaman, yang menjiwai NKRI. Itu sebabnya, kami tidak menentukan dress code yang harus dikenakan,” ujar Panel.
Aksi dimulai pukul 07.00 berakhir pukul 11.00. Arak-arakan dimulai dari Patung Kuda menuju HI dengan membawa ratusan ribu bendera merah putih. Disertai aktraksi drum band dari peserta yg hadir. Ada 8 panggung yg disiapkan, dan setiap panggung menampilkan beragam acara.
Ada panggung yg menampilkan kesenian dari daerah2 seperti Kecak (Bali) , Tor Tor Batak, karinding Sunda, Tari Saman aceh dan Aktraksi Reog Ponorogo. Ada juga panggung dekat Sarinah yg menampilkan ibu-ibu pengajian sedang membawakan lagu-lagu marawis. Ada panggung yang juga melakukan pelepasan burung merpati.