Awalnya, aksi demonstrasi Bela Islam oleh ribuan peserta dari berbagai ormas Islam berlangsung damai. Pantauan indeksberita di lapangan sejak siang, massa dari berbagai titik menuju Istana Negara melenggang pelan sambil sesekali bertakbir dan meneriakkan yel-yel “tangkap Ahok”, “penjarakan Ahok”, dan lain-lain.
Sebagian massa pendemo yang terdiri dari kaum perempuan berbagai usia bahkan tampak riang dan sesekali menyempatkan diri “selfie’ di tengah massa aksi.
Polisi Wanita (Polwan) berhijab juga jadi “sasaran” sebagian dari pendemo untuk berfoto ria.
Aparat keamanan baik dari Polri maupun dari TNI yang diperbantukan mem-back up Polri juga terlihat “santai” dan hanya sibuk mengatur lalu-lintas kendaraan umum serta kendaraan yang digunakan peserta aksi untuk berbagai keperluan.
Hubungan aparat kemanan dengan pendemo kelihatan cair. Tidak nampak ada ketegangan. Logistik berupa makanan dan minuman pun sesekali nampak bertukar tangan di antara mereka.
Namun, suasana itu tak mengurangi kerasnya desakan pendemo agar pemerintah dalam hal ini Polri segera menetapkan calon wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, sebagai tersangka penistaan agama. Desakan itu silih berganti terdengar dalam orasi lewat pengeras suara oleh sejumlah tokoh pendemo dari berbagai kalangan.
Selepas Maghrib atau pukul 18.00 WIB yang jadi batas waktu aksi yang disepakati kedua belah pihak sesuai Undang-Undang, ribuan demonstran masih bertahan di depan Istana Kepresidenan.
Sekira pukul 18.30 WIB sejumlah perwakilan demonstran yang menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla tiba ke tengah massa dan menyampaikan hasil pertemuan. Intinya, pemerintah akan tetap memproses kasus dan meminta waktu dua minggu bagi Polri untuk mendalami kasus dugaan kasus penistaan agama tersebut.
Rupanya sebagian massa tidak puas dengan hasil pertemuan. Mereka kemudian meneriakkan perang, jihad revolusi sembari terus merangsek ke Jl Medan Merdeka Barat.
Massa Front Pembela Islam (FPI) membentengi massa dengan aparat. Terjadilah pelemparan botol air mineral dan batu bata dari massa berbendera Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ke arah FPI.
Massa FPI meminta tenang, tapi pelemparan berbagai benda termasuk botol air mineral terus terjadi.
Sampai pukul 19.10 WIB, barikade FPI tetap berbaris di depan pagar aparat Brimob. Mereka menyesalkan adanya aksi kisruh tersebut.
Sekelompok massa lainnya kemudian terpancing untuk merangsek dan mendorong barikade polisi bertameng.
Aksi ini membuat suasana menjadi ricuh. Massa terus menyerang polisi bertameng yang membuat barikade. Sebagian massa yang marah mulai menendang dan memukul tameng pakai bambu.
Pasukan polisi dari satuan Brimob itu bergeming dan tidak melakukan perlawanan.
Pada pukul 19.40 WIB, bentrokan antara massa pendemo dengan polisi terjadi lagi di depan Kantor Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Kericuhan terus berlanjut, api seketika nampak menyala di sejumlah titik. Dua truk angkut milik Polri pun tak luput dari sasaran kemarahan massa, dan dibakar.
Polisi yang sejak pukul 18.00 sudah memperingatkan massa untuk membubarkan diri, kian intens menembakkan gas air mata ke arah massa yang bertahan di berbagai titik. Beberapa massa pendemo yang terkena gas air mata nampak tergeletak di jalan dan trotoar.
Sekitar pukul 20.00 WIB, dua truk Polri pun tak luput dari sasaran kemarahan massa, dan dibakar hingga tinggal kerangka. Api membumbung tinggi di depan Istana Merdeka. Polisi lalu meningkatkan keamanan, dengan menambah armada Pasukan Brimob di depan Istana.
Sejumlah massa terlihat terus melawan aparat dengan berbagai benda.
Sebagian massa demo bergerak ke Gedung DPR RI. Ratusan polisi dan TNI berbaret ungu sudah berjaga ketat sejak pagi tadi. Pengamanan di DPR memang jauh lebih ketat dari hari di tiap pintu masuk. Masing-masing pintu masuk dijaga ketat aparat.
Sekitar pukul 21.20 WIB, ratusan massa demo mulai berdatangan ke gerbang utama DPR dengan menggunakan beberapa bus. Lalu lintas depan Gedung DPR pun mulai macet. Saat ini aparat tengah bersiaga penuh.