Surabaya – Sebagai lembaga intermediasi keuangan yang sudah dikenal lama masyarakat Indonesia, secara literasi keberadaan perbankan masih minim dipahami masyarakat. Baru sekitar 21,5 persen yang benar-benar memahaminya.
Pandangan ini terungkap dalam program Banking Journalist Workshop (BJW) 2016 yang digelar kerjasana Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia & Surabaya, PermataBank, dan Kedutaan Besar Australia pada Jumat-Sabtu (14-15/10/2016) di Surabaya.
Menyikapi program ini, First Secretary Public Affair, Australian Embassy Jakarta, Laura Kemp mengatakan, Banking Journalist Academic (BJA) dan BJW yang diadakan bagi jurnalis regional kerjasama dengan Permata Bank merupakan program pendidikan yang unik.
Menurutnya, objektif dan visi program ini sejalan dengan komitmen jangka panjang Australia bagi Indonesia, terutama di bidang peningkatan kualitas pendidikan masyarakat.
“Oleh karena itu kami gembira dapat berpartisipasi di dalam penyelenggaraan program BJA dan BJW di tahun 2016 ini, yang kami harapkan dapat menjadi kerjasama berkelanjutan, ” kata Laura di hari pertama acara berlangsung.
Sementara itu, Head Corporate Affairs Permata Bank, Richele Maramis juga mengungkapkan kegembiraannya. Dia mengaku senang dapat bekerjasama dengan AJI Indonesia dan juga Kedutaan Australia yang berada di Jakarta.
“Kami sangat senang dapat bermitra dengan AJI Indonesia dan juga The Australian Embassy dalam mengembangkan BJA dan BJW kali ini, “ kata Richele.
Memasuki tahun ke empat, lanjut Richle, untuk BJA dan tahun kedua untuk BJW, program ini semakin menunjukkan kualitasnya dan menjadi benchmark para jurnalis di Indonesia. “Banyak lulusan yang jenjang karirnya menjadi lebih baik dengan menempati posisi sebagai wakil/redaktur maupun redaktur senior di beberapa media, “ ungkap Richele.
Bahkan, masih kata Richele, silabus program BJA bahkan menjadi bacaan wajib bagi reporter pemula karena merangkum banyak materi keuangan dan perbankan secara mendalam dan menyeluruh.
Richele juga berharap, pemilihan tema Literasi Keuangan dalam BJW 2016 ini menjadi ikhtiar dalam mendukung program Regulator. Dalam hal ini Otoritas Jasa Keungan (OJK) untuk makin memberikan pemahaman terhadap lembaga keuangan.
“Oleh karena itu, kami tidak ingin hanya membuat program yang baik ini di Jakarta, namun teman-teman jurnalis di regional juga harus memiliki kualitas yang sama baiknya, “ ujar Richele.
Dia juga mengungkapkan, meski BJW dilakasanakan di Surabaya. Menurutnya, animo Jurnalis di wilayah barat seperti Bengkulu dan Pekanbaru sama tingginya dengan di wilayah timur. “Hal ini mencerminkan bahwa program berkualitas semacam ini menjadi kebutuhan bagi banyak media di tanah air”, jelas Richele.
Sebagaimana diketahui, BJW merupakan pengembangan dari BJA yang sudah digulirkan untuk ke-empat kalinya dan meyasar media-media di luar Jakarta. Bilamana tahun lalu beberapa Jurnalis dari Aceh hingga Flores (NTT) ikut berpartisipasi di Jakarta, tahun 2016 ini BJW hadir di Surabaya untuk mendekatkan diri dengan media-media di wilayah timur Indonesia.
Program yang melalui seleksi ketat ini, diikuti oleh 22 jurnalis dari berbagai kota di Indonesia. Diantaranya, Abdul Rifai dari Harian Umum Alkhairaat Palu, Febriandy Abidin dari LKBN Antara Gorontalo, dan Evangline Lita A dari The Jakarta Post Manado.
Diikuti pula, Ishak Kusrant dari Smart FM Manado, Sitti Harlina dari suarakendari.com Kendari, Rahmat Rahman Patty dari Kabar Timur Ambon, Mariyana Ricky Prihatina Dewi dari Solo Pos, dan Dedi M. Assalafi dari MNC Media Bojonegoro.
Eka Rimawati dari CNNIndonesia Surabaya, Miski dari MalangVoice.com Malang, Agus Setiyanto dari SatelitPost Purwokerto, Marwah dari Kabar Makassar (Online), Qodriansyah A. Sofyan dari i-NewsTV (MNC) Makassar serta Muhammad Yunus dari Makassar Terkini
Sementara, Muhammad Takdir dari HARIAN FAJAR Makassar, Ricky J.B dari Rakyat Merdeka Online Bengkulu, Datuk Haris Molana dari Portalsatu.com Aceh, dan Reni C. Mutiasari -kabarnias.com (Sumut)
Peserta lain, Gemal A. Nasser Panggabean dari Bisnis Indonesia Pekanbaru, Suwarny Dammar dari Koran SINDO Makassar, Restu Distia Jawa Pos Surabaya serta Supriyadi dari Biro indeksberita.com Jakarta di Surabaya.
Selain itu, ada hal yang menarik karena ikut hadir 5 mahasiswa jurusan Komunikasi dari Universitas Airlangga (Unair) dalam BJW ini yaitu hafira, E. Yasmine, Revindia Carina, Yuslihun Nisa, Zakaria, dan Ami Hamidah.
Disisi lain, Ketua AJI Surabaya Prasto Wardoyo, menjelaskan, seiring tumbuhnya industri media, lahir jurnalis generasi baru yang pada umumnya belum memiliki pengalaman meliput atau menulis laporan jurnalistik secara mendalam.
AJI, lanjut Prasto, sebagai organisasi profesi senantiasa mendorong jurnalis bekerja secara profesional, kompeten dan beretika melalui berbagai program pelatihan, seminar, diskusi publik, dan beasiswa untuk meningkatkan pemahaman pada isu-isu tertentu.
“Program seperti ini adalah salah satu upaya AJI untuk meningkatkan kapasitas jurnalis, khususnya bagi jurnalis yang sehari-harinya meliput isu perbankan dan ekonomi makro. Melalui short course yang berlangsung selama dua bulan, jurnalis mendalami isu perbankan, termasuk bagaimana meliput dan menuliskannya di media, “ jelas Prasto.