Hinggar binggarnya pernyataan calon gubernur petahana Basuki Tjahya Purnama atau yang akrab dipanggil Ahok, yang menyebut Surat Al’Maidah ayat 51, rupanya masih terus berlanjut. Permintaan maaf Ahok, di Balai Kota hari Senin pagi (11/10/2016), rupanya tak bisa meredam kegaduhan.
Tidak lama setelah Ahok minta maaf, muncul pernyataan pers yang dibuat oleh kelompok yang mengatasnamakan perwakilan umat Islam yang isinya meminta agar Polri tetap menindaklanjuti laporan masyarakat yang melaporkan Ahok ke kepolisian dengan tuduhan penistaan agama. Menurut mereka, permintaan maaf Ahok tidak boleh menghentikan proses hukum.
Di sisi lain, pendukung Ahok seperti Ade Armando juga justru menyebarkan kritiknya terhadap Anies Baswedan di laman facebook-nya sendiri. Padahal kritik tersebut diposting di FB nya 2 hari sebelum Ahok minta maaf. Kritik Ade seketika jadi viral di berbagai media sosial.
Dan terakhir, indeksberita.com juga menerima pernyataan sikap dari BATMAN (Basuki Tjahaja Purnama Mania) organisasi pemenangan Ahok, yang meminta agar polisi menangkap Buni Yani, dan meminta agar Anies konsisten terhadap pernyataannya yang menentang kampanye yang bersifat SARA. Buni Yani adalah pendukung Anies dan dianggap sebagai orang yang harus bertanggung jawab atas peredaran video acara di Pulau Seribu itu.
Menurut Immanuel Ebenezer, ketua BATMAN, video itu telah diedit dan dibumbui dengan kalimat-kalimat yang sangat provokatif serta cenderung menebar kebencian dan memecah-belah umat.
Latar belakang Buni Yani sebagai pengajar, juga membuat tindakannya dinilai tidak pantas.
“Buni Yani ini adalah seorang pengajar, sangat tidak pantas jika berperilaku rasis dan fasis. Kegemarannya memprovokasi umat dan menebar kebencian itu harus segera ditindak,” tegas Immanuel.
Saat ditanya mengapa BATMAN sebagai pendukung Ahok masih menuntut Buni Yani, sementara Ahok sudah minta maaf, Immanuel menjelaskan bahwa dirinya berharap hal ini bisa menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak.
“Pertimbangan (BATMAN) agar semua orang tidak bermain di wilayah yang berbasis fitnah,” tukas Immanuel.