Rabu, 27 September 23

Ahmad Heryawan: Jawa Barat Siaga Bencana

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan, akibat curah hujan yang cenderung tinggi sebagai dampak fenomena La Nina, Provinsi Jawa Barat dalam status siaga bencana sepanjang 2016

“Kami dalam posisi sepanjang tahun siaga bencana. Sudah ada SK (surat keputusan) ke BPBD (Jabar). Siaga bencana selama tahun 2016 ini karena hujan tidak pernah berhenti,” kata Ahmad Heryawan di Gedung Sate Bandung, Senin (10/10).

Ia menuturkan, sejak awal 2016 hingga saat ini, hujan terus terjadi di wilayah Jawa Barat dan terjadi kemarau basah akibat fenomena La Nina.

“Artinya tahun ini tidak ada kemarau total, adanya kemarau basah. Walaupun musim kemarau tapi hujan tetap ada. Dalam seminggu ada hujan satu atau dua hari,” ujar dia.

Menurut Aher, dampak kemarau basah yang terjadi tahun ini menguntungkan warga yang menggarap sektor pertanian padi. Namun, di sisi lain hal itu merugikan bagi warga yang menggarap sektor pertanian holtikultura seperti buah-buahan.

Aher mengimbau seluruh warga untuk mewaspadai bencana alam seperti banjir dan longsor karena hingga akhir tahun 2016 wilayah Jawa Barat sedang memasuki musim hujan.

“Artinya semua kita harus waspada dengan bencana. Bagi masyarakat yang merasa ada pada kawasan rawan bencana, ketika ada gejala, ada kekhawatiran, bisa dipicu angin, cuaca, hujan, segera menyelamatkan diri,” kata dia.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung memprediksi puncak musim hujan tahun 2016 di wilayah Jawa Barat akan terjadi November.

“Oktober ini hampir seluruh wilayah di Jawa Barat sudah memasuki musim hujan dan puncaknya kami prediksi akan terjadi di November nanti. Sehingga akan terjadi peningkatan intensistas curah hujan sampai beberapa bulan ke depan,” kata Staf Data dan Informasi BMKG Yuni Yulianti.

Ia menuturkan curah hujan bulanan yang terjadi selama bulan Oktober hingga November 2016 diperkirakan akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan yakni mencapai 200 hingga 400 mm per bulannya.

“Secara keseluruhan 200-400 mm, tapi sebagian wilayah Pantura Jabar seperti Indramayu, Subang itu curah hujannya mencapai 151-300 mm per bulan,” kata dia.

Rawan Bencana

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), hampir semua kabupaten/kota di Jawa Barat memiliki potensi gerakan tanah.

Data oktober 2016 ini, PVMBG merilis ada 22 kabupaten/kota di Jawa Barat yang masuk dalam pemetaan gerakan tanah, yakni Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Bekasi, Bogor, Ciamis, Cianjur, Cirebon, Garut, Indramayu, Karawang, Kuningan, Majalengka, Pangandaran, Purwakarta, Subang, Sukabumi, Sumedang, Tasikmalaya, dan empat kota yakni Bandung, Cimahi, Banjar, Depok.

Menurut PVMBG, Jawa Barat termasuk daerah di Indonesia yang secara geologis memiliki kerentanan gerakan tanah. Kondisi tanah di wilayah ini terdiri dari pegunungan, banyak tebing dan lembah, terjal, curam, tanahnya retak, gembur, sedangkan bebatuannya banyak mengalami pelapukan.

PVMBG sudah mengirimkan peta zonasi gerakan tanah ke pemerintah daerah yang wilayahnya termasuk daerah rawan gerakan tanah, termasuk kepada 22 pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat.

Dengan peta tersebut, diharapkan pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Derah (BPBD)-nya bisa melakukan antisipasi dini kemungkinan bencana alam berupa longsor.

Dalam peta zonasi itu juga dipetakan sampai tingkat kecamatan. Bagi masyarakat yang membutuhkan peta zonasi gerakan tanah, bisa diunduh di lama PVMBG: vsi.esdm.go.id.

Kerentanan gerakan tanah di Jawa Barat, sambung dia, juga diperparah dengan tingginya alih fungsi lahan. Banyak daerah yang seharusnya menjadi resapan tetapi malah dijadikan lahan pertanian tanaman semusim dan perumahan.

Secara umum, potensi gerakan tanah terdapat di 30 provinsi di Indonesia, dari Aceh sampai Papua. Pulau Jawa menjadi daerah yang paling banyak potensi gerakan tanah, yakni Jawa Timur terdapat di 30 kabupaten/kota, disusul Jawa Tengah sebanyak 29 kabupaten/kota dan Jawa Barat 22 kabupaten/kota. Sisasanya tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait