BOGOR – Pertumbuhan koperasi di Kota Bogor boleh dibilang tengah mati suri. Betapa tidak, direncanakan sebanyak 402 koperasi bakal dibubarkan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor. Dan, dimulai tahun ini, 50 koperasi akan mendapat giliran pertama pembubaran dan selanjutnya diteruskan pada tahun berikutnya.
“Iya, tahun ini 402 koperasi akan dibubarkan. Dari total 797 koperasi di lokasi tersebar di Kota Bogor hanya 395 yang masih aktif,” tutur (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor, Ipendi Suhendi kepada indeksberita.com di ruang kerjanya, Selasa (10/5/2016).
Mantan Sekdis yang belum lama ini menggantikan Kadis Koperasi dan UMKM Hidayat Yudha Priyatna yang kini menjadi tahanan Kejaksaan Negeri (Kejari) Bogor karena dugaan korupsi kasus pembelian lahan Jambu Dua ini mengamini pertumbuhan koperasi sulit berkembang. Dari data yang milikinya, grafik koperasi menunjukan penurunan yang sangat signifikan.
“Seperti diketahui sebelumnya yang menjabat Kadis Koperasi dan UMKM Kota Bogor adalah Pak Yudha, dan saya meneruskan belum lama ini. Pemberdayaan koperasi memang sulit berkembang, saya pikir itu juga terjadi di daerah lain,” tukas Ipendi yang diamini Kepala Seksi Lembaga Koperasi pada Dinas Koeprasi UMKM Kota Bogor, Ali Susanto.
Terkait koperasi, sejauh ini peran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang kini dipimpin Ipendi tersebut berkonsentrasi pada pembinaan, pemberdayaan dan pengawasan. Namun, sayangnya banyak koerpasi di Kota Bogor yang usianya rata-rata masih dibawah tiga tahun.
“Itu juga yang membuat tiga koperasi di Kota Bogor yang mengajukan bansos tahun 2016 ini kemungkinan tidak akan mendapat bantuan. Sebab, ketiganya rata-rata masih berusia lebih kurang satu tahun,” tutur Supendi.
Bagaimana dengan tahun sebelumnya? Kadis Koperasi dan UMKM Kota Bogor yang baru menjabat itu menjawab, tahun 2015 lalu hanya ada 1 koperasi yakni Koperasi Karya Mandiri yang diketuai Anggota Komisi B, DPRD Kota Bogor, Atty Somadikarya yang mendapatkan bansos.
“Koperasi tersebut memang sudah lama berdiri dan memiliki banyak anggota. Bantuan yang diberikan sudah cair. Saya tidak tahu nilainya. Proses pengajuan bansos tersebut melalui walikota kemudian diteruskan ke Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bogor yang melakukan verifikasi,” ujarnya. (eko)