Selasa, 21 Maret 23

3A: Jurus Jitu Pariwisata DIY

Yogyakarta – Pita besar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah digunting pemerintah negara-negara yang tergabung dalam ASEAN. Yang menjadi pertanyaan, dapatkah Indonesia bersaing dengan negara lintas ASEAN, terlebih dalam sektor Pariwisatanya? Aris Riyanta selaku kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjawabnya dengan 3A.

Yang dimaksud Aris Riyanta sebagai 3A atau yang lebih dikenal dengan triple A adalah; (1) accessibility yaitu “akses” masuk ke DIY dengan cepat dan mudah, (2) attraction yaitu “daya tarik” dari DIY yang dapat dijual dan (3) amenities yang berarti ”fasilitas” yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Terkait dengan aksesibilitas sendiri, Aris percaya bahwa akses masuk ke DIY dapat dijangkau dengan mudah, terutama dengan menggunakan transportasi udara. Belum lagi pada bulan Maret nanti pembangunan bandara internasional di Kulonprogo akan mulai dibangun. “Kalo kita lihat Adisucipto (Bandar Udara DIY) dalam sehari itu ada 70an penerbangan yang keluar dari Jogja. Menuju Jakarta aja ada 34 penerbangan. Kalo keluar dan masuk berarti akses udara tersedia bagus. Untuk akses darat menuju Jogja dan dari Jogja masuk kearah destinasi wisata itu juga relatif bagus”, tutur Aris Riyanta saat ditemui indeksberita.com di kantor Dinas Pariwisata DIY Jl. Malioboro Kota Yogyakarta

Dalam hal daya tarik, DIY memiliki banyak event budaya, layaknya Ramayana di Candi Prambanan, pewayangan yang digelar setiap hari di Sonobudoyo dan yang lainnya. Tidak hanya itu, Dinas Pariwisata DIY juga menggerakkan banyak kelompok masyarakat yang terdapat di Desa Wisata untuk juga menjual aktifitas budayanya, salah satunya Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (POKDARWIS). “Orang bertani bercocok tanam, bertenak, membatik, memerah susu, bahkan orang ronda, bagi masyarakat yang belum tau, itu menarik”, jelas Aris.

Terlebih dalam dalam hal fasilitas, Dinas Pariwisata DIY juga mengakomodir berbagai macam kebutuhan wisatawan, layaknya hotel berbintang maupun nonbintang, homestay hingga keamanan dan kenyamanan para wisatawan. “Keramah-tamahan masyarakat dapat menjadi nilai lebih bagi wisatawan sehingga menjadi ngangeni.

Aris Riyanto juga menambahkan bahwa kelembagaan kepariwisataan juga memiliki peran penting dalam mewujudkan 3A. karena kelembagaan tersebut memiliki fungsi dalam memenuhi dinamika kebutuhan para wisatawan, layaknya Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia, Himpunan Pariwisata Indonesia, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia dan termasuk pengelola Desa Wisata.

- Advertisement -
Berita Terbaru
Berita Terkait