1,2 Juta Keluarga Kurang Mampu Akan Dapat Sambungan Listrik Gratis di Tahun 2019

0
81
Ilustrasi

Sedikitnya 1,2 juta rumah keluarga berpenghasilan rendah atau ‘kurang mampu’ akan mendapatkan sambungan listrik gratis di tahun 2019. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengungkapkan, Pemerintah mempertimbangkan bahwa pemberian sambungan gratis bagi wilayah tertentu tersebut merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan pemerataan energi.

“Pemberian bantuan tersebut diharapkan sebagai bentuk layanan dasar yang diberikan pemerintah kepada masyarakat. Jumlahnya kira-kira 1,2 juta sambungan baru khusus bagi warga yang kurang mampu. Mikirnya jangan untung atau rugi, tapi pemerataan pembangunan kearah yang lebih baik,” tutur Jonan melalui keterangan tertulisnya, Senin (11/2/2019).

Menurut Jonan, anggaran untuk alokasi sambungan listrik tersebut berkisar Rp. 6 Triliun yang ditencanakan dari tambahan penyertaan (modal) negara. Ia pun menambahkan menambahkan jumlah sambungan tersebut kemungkinan masih bertambah dari alokasi APBN Kementerian ESDM dan bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR) Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Sisanya itu melalui APBN melalui DIPA Kementerian ESDM 100 – 150 ribu sambungan atau layanan penerangan dan ada juga tambahan CSR dari BUMN,” paparnya.

Pemberian sambungan listrik tersebut menurut Jonan dapat diharapkan memberikan kontribusi bagi peningkatan rasio elektrifikasi nasional yang ditargetkan sebesar 99,9% di tahun 2019. Sehingga Pemerintah berupaya untuk melayani atau memberikan layanan listrik sebagai layanan dasar masyarakat yang memadai dengan harga yang terjangkau.

“Kita berharap, pemberian sambungan listrik graris ini dapat berkontribusi bagi peningkatan rasio elektrifikasi nasional yang ditargetkan sebesar 99,9% di tahun 2019. Kita optimis, itu akan tercapai,” ulasnya.

Mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam program pemasangan listrik untuk 1,2 juta sambungan tersebut menurut Jonn terdiri dari BUMN diantaranya PLN, Bulog, Jamkrindo, Pegadaian, Semen Indonesia, Dahana, Perhutani dan BRI.

” Selain itu ada Pindad, Telkom dan Telkomsel, BNI, Airnav, Askrindo, Waskita, PTPN III Holding (PTPN VIII), Jasa Marga, Jasa Raharja, Jasindo, Biofarma, KAI, Hutama Karya, Telkomsel, Pertamina, Mandiri, Angkasa Pura II, Pelindo II, BTN, PIHC, WIKA, PP, PGN, Antam, Taspen, ASDP dan Pos,” tutup Jonan.