Usaha pemerintah Indonesia untuk membebaskan beberapa Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf kini membuahkan hasil. Sebanyak 10 dari 14 WNI yang disandera telah dapat dibebaskan. Fokus pemerintah saat ini ialah memastikan kedatangan ke-10 WNI tersebut dan juga bekerja keras untuk membebaskan 4 WNI lainnya.
Demikian diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam keterangan persnya di hadapan para wartawan sekitar pukul 18.15 di Istana Bogor, Minggu 1 Mei 2016. Turut mendampingi Presiden pada keterangan pers tersebut ialah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, sepuluh anak buah kapal berkewarganegaraan Indonesia disandera oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf sejak 26 Maret 2016 lalu di Filipina. Presiden mengucapkan syukur atas bebasnya ke-10 WNI tersebut.
“Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT, akhirnya 10 ABK WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata sejak tanggal 26 Maret 2016 yang lalu, saat ini telah dapat dibebaskan,” demikian Presiden Joko Widodo memulai keterangan persnya.
Adapun ke-10 WNI yang telah dibebaskan tersebut saat ini dalam keadaan baik dan diperkirakan kembali ke Jakarta sekitar tengah malam ini.
“Posisi detik ini akan diberangkatkan dari Zamboanga menuju ke Jakarta dan diperkirakan tengah malam akan sampai di Jakarta. Sepuluh WNI dalam keadaan baik dan akan segera dipulangkan ke Indonesia,” terang Presiden.
Presiden juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu usaha pembebasan ke-10 WNI tersebut. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo juga secara khusus berterima kasih kepada pemerintah Filipina atas kerja sama yang baik.
“Oleh karena itu saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak, seluruh anak bangsa yang telah membantu proses upaya pembebasan ini, baik yang formal maupun yang informal. Ucapan terima kasih terutama juga saya tujukan kepada pemerintah Filipina, tanpa kerja sama yang baik upaya pembebasan tersebut tidak mungkin membuahkan hasil yang baik,” ujarnya.
Namun demikian, Presiden menekankan bahwa pemerintah saat ini masih terus bekerja keras untuk membebaskan ke-4 WNI lainnya yang masih disandera. Keempat WNI tersebut disandera saat pembajakan kapal Tunda Henry dan kapal tongkang Cristi pada tanggal 15 April lalu.
“Saat ini, kita masih terus bekerja keras untuk pembebasan 4 ABK WNI yang lainnya,” tegasnya.
Lebih jauh, Presiden Joko Widodo kembali menyorot isu mengenai keamanan di perairan perbatasan Indonesia dengan beberapa negara lain. Oleh karena itu, Presiden kembali memastikan akan mengadakan pertemuan trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina terkait hal tersebut.
“Oleh karena itu akan diadakan pertemuan pada 5 Mei ini antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Yang bertemu adalah Menteri Luar Negeri dan Panglima dari Malaysia, Filipina, dan Indonesia,” ungkapnya.
Diplomasi Total dalam Upaya Pembebasan Sandera.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, yang turut mendampingi Presiden dalam keterangan pers tersebut menyatakan bahwa upaya pembebasan ini melibatkan banyak pihak, tidak hanya pemerintah ke pemerintah, tapi juga jaringan-jaringan informal lainnya.
“Upaya pembebasan ini melibatkan banyak pihak, semua anak bangsa. Oleh karena itu kita sampaikan bahwa ini adalah diplomasi total yang tidak saja hanya terfokus pada diplomasi government to government, tapi juga melibatkan jaringan-jaringan informal yang semuanya dibuka untuk satu tujuan,” terang Retno.
Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, kemudian menambahkan bahwa fokus utama dari operasi pembebasan ini ialah keselamatan para sandera. Dalam usaha pembebasan para sandera, TNI juga melakukan operasi intelijen di bawah koordinasi dari Kementerian Luar Negeri.
“Bapak Presiden mengutamakan keselamatan para sandera, ini adalah kata kuncinya. Kemudian apa yang dikatakan oleh Ibu Menlu, ini adalah diplomasi total, formal dan informal. Di dalamnya ada TNI yang melakukan operasi intelijen di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri,” tambahnya.
Menutup keterangan pers terkait pembebasan WNI ini, Panglima TNI memohon doa seluruh masyarakat Indonesia agar dapat membebaskan pula ke-4 WNI lainnya yang kini masih disandera. Beliau juga menegaskan akan kembali menggunakan upaya diplomasi total untuk membebaskan para sandera.
“Dan saya mohon doa agar tidak lama lagi yang empat bisa kita bebaskan dengan selamat. Kembali lagi melakukan diplomasi total,” tutupnya.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.